Actadiurna

Bursa Efek Indonesia Hadir di Tasikmalaya

×

Bursa Efek Indonesia Hadir di Tasikmalaya

Sebarkan artikel ini

BEI Diresmikan di Pasar Cikurubuk

Koropak.co.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Reliance Sekuritas dan Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya meresmikan pendirian Galeri Investasi Pasar yang pertama di Indonesia yang terletak di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya. Hadir dalam peresmian tersebut, Direktur Utama BEI Tito Sulistio, Kabiro Sarana Perekonomian Investasi dan BUMD Mohamad Arifin Soedjayana, Wakil Walikota Tasikmalaya Drs H M Yusuf, dan Kepala Pengawasan Pasar Modal OJK Kanlor Regional 2 Jawa Barat Tjandra Natakusuma.

Kegiatan bertema “Yu Nabung Saham” itu juga turut dihadiri Kabag Ekonomi Pemerintah Kota Tasikmalaya Rahmat, Kepala Biro Sarana Infestasi dan BUMD Drs H Muhamad Arifin Sudjayana, Kepala PD Pasar Resik Kota Tasikmalaya Asep Safari Kusaeri, Direktur Utama PT Reliance Sekuritas Indonesia Anita, Dekan Fakultas Ekonomi Unsil H Beben Bahren, dan Muspika Kecamatan Mangkubumi.

 

Bursa Efek Indonesia Hadir di Tasikmalaya

 

Kegiatan diawali dengan penandatanganan MOU kerjasama oleh Direktur Utama BEI Tito Sulistio, Direktur Utama PT Reliance Sekuritas Indonesia Anita, Direktur Utama PD Pasar Resik Asep Safari Kusaeri dan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi H Beben Bahrein, yang dilanjutkan dengan pengguntingan pita sebagai simbol peresmian BEI.

Dalam paparannya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan peresmian galeri investasi Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya tersebut sejalan dengan komitmen BEI untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi terkait dengan Pasar Modal Indonesia.

“Pendirian galeri investasi di pasar tradisional sangat dibutuhkan oleh masyarakat seiring dengan peranan pentingnya dalam menggerakkan dan menumbuhkan perekonomian masyarakat,” ucapnya.

Menurut Tito, pasar tradisional dikenal sebagai tempat dan pusat pemasaran produk lokal, sehingga pasar tradisional dapat menyerap banyak potensi keramaian masyarakal banyak dan dapat berbaur dengan bebas, tidak membedakan tingkat ekonomi, status sosial maupun agama.

“Di pasar tradisional terjadi perputaran uang dan barang yang cukup besar, juga dapat membantu menampung penyerapan lenaga kerja lokal khususnya yang tidak mempunyai keahlian khusus,” kata Tito.*

Advertorial

error: Content is protected !!