Siap Ciptakan Sawah Abadi di Jawa Barat
Koropak.co.id – Pada Selasa (20/2/2018) kemarin, Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan kunjungan ke Kabupaten Karawang. Dedi Mulyadi berpasangan dengan calon Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dalam perhelatan demokrasi lima tahunan rakyat Jawa Barat tersebut. Alih fungsi lahan yang tidak memperhatikan konsep Rancangan Umum Tata Ruang (RUTR) Jawa Barat ternyata juga menjadi perhatian khusus pasangan DM4Jabar.
Pasangan tersebut mengaku merasa prihatin atas kondisi lahan pesawahan di Jawa Barat. Dalam kunjungan yang dilaksanakan di Desa Panayungan Kecamatan Teluk Jambe Timur, Dedi menegaskan akan menciptakan sawah abadi di Jawa Barat dan lahan pesawahan tersebut tidak boleh beralih fungsi menjadi kawasan industri ataupun properti.
“Sebagai langkah antisipasinya adalah harus ada payung hukum untuk menciptakan sawah abadi tersebut. Saya kira nanti juga bisa diubah RUTR di masing-masing kabupaten dan kota yang ada di Jawa Barat,” kata Dedi.
Konsep tersebut dilontarkannya bukan tanpa latar belakang, karena dia memandang bahwa sebuah kawasan yang menjadi lumbung padi itu tidak seharusnya diperuntukan sebagai kepentingan lain. Dia mengatakan, secara jangka panjang hal ini dapat berakibat pada terganggunya kedaulatan pangan di wilayah tersebut.
“Apabila hal tersebut dibiarkan, ini akan menjadi bahaya untuk ketersediaan bahan pangan terutama beras. Jadi, sawah harus tetap menjadi sawah dan tidak boleh diubah untuk keperluan lain,” ujarnya.
Sebagai sosok yang berpengaruh besar di lingkungan petani, Dia merasakan bahwa pentingnya lahan sawah meskipun luasnya hanya satu kotak kecil namun jika dikelola secara mandiri, maka luas sawah yang tidak begitu besar tersebut pun bisa menghidupi banyak keluarga.
“Kemandirian pangan kita ini bisa terbangun walaupun kita hanya berangkat dari satu kotak sawah kecil. Justru kuatnya bangsa kita adalah terletak pada kemandiriannya,” katanya.
Menurutnya selain mampu menghasilkan bahan pokok berupa beras, sawah juga memiliki sisi penting lainnya yakni dalam rangka pemenuhan gizi. Karena pasalnya, di sawah tersebut komoditas yang hidup bukan hanya padi tetapi lauk pauk pun dapat ditemukan di sawah.
“Di sawah itu bukan hanya ada padi,tetapi terdapat juga tutut, ikan gabus, belut, kangkung dan genjer pun bisa tumbuh disana. Selain itu jika seorang petani kreatif bisa dimanfaatkan juga sambil menanam kacang atau sayuran lainnya. Saya kira hal ini sangat penting untuk pemenuhan gizi petani kita,” ujarnya.
Paparan dari Dedi pun diamini oleh Mak Anih (52) seorang buruh tani di desa setempat yang juga menuturkan bahwa bertani merupakan mata pencaharian masyarakat di wilayah tersebut dan dia bersama petani lainnya merasa terancam dengan pembangunan berbagai kawasan industri yang tengah terjadi dan semakin berkembang pesat.
“Di sini masih melakukan sistem bagi hasil yakni lima banding satu, jadi kita juga tidak perlu membeli beras apabila persediaan masih ada. Namun jika sudah habis terpaksa harus menunggu beras bulog, karena hanya itulah, lahan sawahnya yang semakin berkurang hingga sekarang,” tutur Mak Anih.*