Jokowi Akan Pantau Setiap Triwulan
Koropak.co.id – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mendampingi Presiden RI Joko Widodo melakukan penanaman pohon di area hulu Sungai Citarum tepatnya di lahan milik PTPN di desa Tarumajaya, Kertasari Kabupaten Bandung, Kamis (22/2/2018), yang menandakan dimulainya rehabilitasi daerah aliran Sungai Citarum. Turut hadir dan menanam, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri PU-Pera Basuki Hadi Muldjono, dan Bupati Bandung Dadang Naser.
Begitu tiba di lokasi, Jokowi langsung menanam pohon manglid yang memiliki karakter kayu halus, padat dan kuat. Pangdam III Siliwangi dan Kapolda Jabar beserta 3 ribu masyarakat desa pun turut ambil bagian dalam penanaman 18 ribu bibit pohon dari total 293 ribu bibit dengan target 125 juta pohon di hulu Sungai Citarum. Jenis pohon yang ditanam berupa pohon ekologis dan ekonomis, seperti kopi, teh, pohon damar, manglid, puspa, rasamala, saninten dan pohon endemik setempat.
Usai penanaman pohon, Jokowi mengatakan rehabilitasi Sungai Citarum dari hulu, tengah hingga hilir merupakan pekerjaan besar dan panjang yang membutuhkan waktu penyelesaian sekitar 7 tahun sampai sumber air Citarum ini dapat dirasakan manfaatnya oleh 28 juta warga Jabar dan DKI Jakarta.
“Sudah kita hitung bahwa pekerjaan besar ini dari hulu tengah hilir akan bisa selesai dalam 7 tahun,” ujar Presiden.
Untuk memastikan rehabilitasi berjalan lancar, Presiden Jokowi akan memantau langsung pengerjaan secara rutin setiap tiga sampai enam bulan sekali.
“Akan saya lihat secara rutin mungkin bisa per tiga bulan atau per enam bulan untuk memastikan bahwa program ini betul-betul berjalan. Saya lihat sudah mulai disini diberikan lahan oleh PTPN 980 hektar untuk persemaian, untuk ditanami dan untuk relokasi, kemudian Perhutani juga memberikan lahannya yang kita harapkan segera bisa kita hijaukan kembali,” ucapnya.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menuturkan, pencanangan rehabilitasi ini akan menjadi payung hukum dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara terintegrasi di sepanjang DAS Citarum. Menurutnya, penanganan Sungai Citarum memerlukan sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah. Sebab, Sungai Citarum sepanjang 269 Km yang mengalir di 12 wilayah administrasi ini telah menjadi sumber penghidupan bagi 28 juta masyarakat.
“Sungai Citarum punya peran sangat strategis, selain untuk irigasi pertanian seluas 420 ribu hektar juga menjadi urat nadi 28 juta masyarakat. Kalau tidak sinergis apapun programnya Citarum akan tetap seperti ini,” tuturnya.
Pemprov Jabar sendiri sudah banyak membuat program dan kegiatan untuk menanggulangi pencemaran dan kerusakan Citarum. Seperti gerakan Citarum Bergetar dan diteruskan dengan gerakan Citarum Bestari. Kini pemerintah pusat memberikan perhatian penuh dengan melibatkan semua pihak melalui pendekatan struktural, non struktural dan kultural.
“Ternyata apa yang kita lakukan mendapat perhatian dari Presiden dengan penanggulangan pencemaran kerusakan DAS Citarum. Tujuannya agar penanganan Citarum dapat diselesaikan oleh semua level pemerintahan maupun seluruh masyarakat dari hulu hingga hilir,” ujarnya.*