Koropak.co.id – Kota Tasikmalaya yang saat ini masih bertahan di zona kuning, kini mulai terancam terdegradasi ke zona merah. Hal itu seiring dengan perkembangan penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang terus terjadi di setiap harinya.
Penambahan kasus positif Covid-19 ini terjadi pada kluster keluarga yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Tasikmalaya. Dan berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Koropak, hingga Selasa (10/11/2020) sudah terjadi 40 lebih kluster keluarga.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat mengatakan, perkembangan Covid-19 di Kota Tasikmalaya masih mengalami Kenaikan meskipun kenaikan itu tidak terjadi secara berurutan. Contohnya dalam dua hari tidak ada penambahan kasus, namun hari berikutnya terjadi penambahan. Demikian seterusnya dan terjadi dengan jumlah kasus bervariasi.
“Jika diambil angka rata-rata, angka penambahannya masih cukup tinggi, yakni berkisaran antara 8 hingga 15 kasus selama 1 bulan terakhir. Kemarin memang sempat terjadi penambahan yang luar biasa, tepatnya ketika adanya kluster pesantren. Namun, untuk saat ini ahamdulillah dari kluster pesantren sudah selesai,” kata Uus.
Meskipun pada kluster pesantren ini terang dia, masih dalam proses penanganan. Pihaknya berharap dalam 2 hinga 3 hari ke depan, kluster pesantren ini sudah bisa dinyatakan ditutup.
Saat ini, pihaknya masih terus mewaspadai berkembangnya kluster keluarga yang terjadi secara sporadis.
“Untuk kluster keluarga ini, berkembangnya itu luas dan terjadi di seluruh wilayah Kota Tasikmalaya. Sehingga jika kluster ini tidak dapat dikendalikan, maka peta zona pandemi Covid-19 Kota Tasikmalaya bisa berubah ke zona merah,” ucapnya.
Lebih jauh Uus menuturkan, kluster keluarga ini sendiri terjadi di 10 kecamatan dan seluruh kelurahan yang ada di Kota Tasikmalaya. “Kluster ini terjadi karena banyak dari warga yang weekend husband. Atau kerja di luar kota dan pulang ke daerah setiap akhir pekan. Artinya, perkembangan kasus positif Covid-19 ini karena pelaku perjalanan,” ujarnya.*