Koropak.co.id – Sejak kemunculan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tasikmalaya, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya yang terlibat di dalamnya Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk (DKPP), gencar melalukan upaya-upaya untuk menanggulangi wabah virus corona.
Di antara kepadatan agenda penanganan Covid-19 ini, DKPP terus mengoptimalkan ikhtiar untuk menekan kasus bayi stunting di Kabupaten Tasikmalaya yang dalam beberapa tahun terakhir, mengalami trend penurunan jumlah kasus. Dengan prevalensi 19 persen di tahun 2020 dan 16 persen pada tahun 2019.
“Ya di tengah aktivitas menangani masalah Covid-19 bersama tim gugus tugas, kami di DKPP tetap fokus menggarap program nasional sekaligus program Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya untuk menekan angka stunting. Karena ini erat kaitannya dengan kualitas hidup generasi bangsa ke depan,” kata Kasi Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk (DKPP) Kabupaten Tasikmalaya, dr Hj. Reti Zia Dewi Kurnia MARS. Reti Ziadewi, di sela-sela acara penyusunan strategi komunikasi dalam percepatan penurunan stunting Kabupaten Tasikmalaya tahun 2020, Jumat (20/11/2020).
Acara yang digelar di Gedung MUI Kabupaten Tasikmalaya itu, dibuka Kepala DKPP, Dr Heru Suharto dan dihadiri Kabid Kesehatan Masyarakat DKPP, Dadan Hamdani, S.KM., M.SI dan sejumlah fasilitator bersertifikat KAP (Komunikasi Antar Pribadi) Kemenkes RI.
Menurut Reti, kegiatan penyusunan strategi komunikasi dalam percepatan penurunan stunting Kabupaten Tasikmalaya ini, dilatarbelakangi strategi nasional percepatan pencegahan stunting agar semua pihak di berbagai tingkatan dapat bekerja sama untuk mempercepat pencegahan stunting.
Strategi Nasional ini memastikan agar semua sumber daya diarahkan dan dialokasikan untuk mendukung dan membiayai kegiatan-kegiatan prioritas pencegahan stunting, terutama untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi pada kelompok ibu hamil dan anak berusia 0-23 bulan atau rumah tangga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Penyusunan strategi ini melibatkan berbagai pihak terkait yaitu Kementerian/Lembaga, akademisi dan organisasi profesi, organisasi masyarakat madani, serta dunia usaha.
“Strategi Nasional percepatan pencegahan stunting terdiri dari lima pilar, yaitu komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi program pusat, daerah dan desa, kemudian ketahanan pangan dan gizi. Dan pilar yang terakhir adalah pemantauan dan evaluasi,” tuturnya.
Adapun tujuan pilar kedua yakni kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku adalah, untuk meningkatkan kesadaran publik dan perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah stunting.
Strategi yang dibuat untuk mencapai pilar kedua ini, dengan melakukan kampanye perubahan perilaku bagi masyarakat umum, komunikasi antar pribadi (KAP) sesuai konteks sasaran, advokasi berkelanjutan kepada pengambil keputusan dan terakhir adalah peningkatan kapasitas pengelola program.
“Kegiatan ini kita gelar untuk dua hari dengan peserta dari tim tenaga kesehatan puskesmas yang terdiri dari pengelola program promkes, gizi dan kesling dari 10 puskesmas serta perwakilan organisasi profesi dan saka bakti husada Kabupaten Tasikmlaya,” ujarnya.
Ditambahkan, untuk fasilitator pihaknya mendatangkan penyuluh kesmas ahli yang telah mendapatkan sertifikat KAP dari Upelkes Jawa Barat, sebanyak dua orang, dan perwakilan puskesmas yang telah lulus dan mendapatkan sertifikat KAP serta predikat terbaik dari kemenkes RI, sebanyak 5 orang.*