Ekspedisi di Puncak Beuti Canar
Koropak.co.id – LJSK kembali berkegiatan yang berbasis edukasi melalui Ekspedisi 8 Karvak yang berlokasi di puncakan Gunung Galunggung tepatnya di Puncak Beuti Canar selama 5 hari yang dilangsungkan di akhir tahun 2017 lalu.
Tujuan utama ekspedisi adalah untuk membuat jalur evakuasi dan mempelajari jalur pendakian tersebut. Selain itu, tim ekspedisi yang berjumlah lima orang terdiri atas Alan Ramlan, Agung Suragung, Aim Ruhimat, Agus Ncho Supriadi, dan Hilman Maulana, tersebut bertugas mendata Botani dan Zoology Practice termasuk mencari tumbuhan atau hewan endemik Gunung Galunggung.
“Sekarang para pendaki sudah tahu bahkan pendaki yang dari luar Tasikmalaya, bahwa Beuti Canar adalah puncakan tertinggi atau Topnya Gunung Galunggung. Kita khawatir apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena jalur menuju puncak masih minim petunjuk arah bahkan hampir tidak ada,” ujar Alan Ramlan yang merupakan Kepala Suku LJSK.
Menurut Alan, jalur tersebut tergolong jalur yang cukup ekstrim jika dilihat dari karakter jalur menuju puncaknya.
“Awalan saja harus melewati beberapa punggungan dan jalur bercabang dengan jalur para pemburu. Jika tidak tahu, otomatis kita pasti tersesat,” katanya.
Salah satu hasil dari Ekspedisi 8 Karvak menemukan Bunga Anggrek berwarna orange. Tanaman parasit endemik ini berada di ketinggian di atas 1.700 meter diatas permukaan laut (Mdpl) yang hampir tidak ada di pegunungan lain.
Data-data tersebut akan dipelajari lebih lanjut karena ekspedisi itu akan kembali digelar. Masih banyak yang harus digali dan dieksplor untuk kebutuhan data dari Gunung Galunggung itu sendiri.
“Kami berharap, siapa pun yang berencana mendaki puncak Galunggung harus menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari informasi, mental, fisik, perbekalan, perlengkapan, dan lainnya, karena masih sangat jarang orang yang naik ke puncak Galunggung ditambah cuaca akhir-akhir ini sangat kurang bersahabat,” kata Alan.*