Seni Budaya

Begini Kebiasaan Turun Temurun Orang Sunda Hingga Kini

×

Begini Kebiasaan Turun Temurun Orang Sunda Hingga Kini

Sebarkan artikel ini

 

Koropak.co.id – Dalam interaksi sosialnya, masyarakat Sunda dituntut untuk mematuhi berbagai nilai budaya yang berlaku dalam kehidupan sosial diantaranya yang berhubungan dengan etika Sunda.

Di lingkungan budaya Sunda sendiri diketahui ada sebuah ungkapan ciri sabumi ciri sadesa. Ungkapan tersebut menekankan bahwa di setiap lingkungan itu ada ciri dan tata cara tersendiri yang mempengaruhi tindak tanduk para penghuninya.

Dilansir dari gramedia.com, jika ungkapan ini dikaitkan dengan etika, bisa dikatakan bahwa pada orang Sunda sudah ada kesadaran bahwa di setiap lingkungan budaya tidak terkecuali lingkungan budaya Sunda, tentu memiliki nilai-nilai etis yang diterima oleh para penghuni lingkungan tersebut.

Selain itu, nilai-nilai etika Sunda ini juga tentunya bisa menjadi acuan kebiasaan-kebiasaan bagi masyarakat Sunda secara umum. Berikut 10 kebiasaan masyarakat Sunda sebagaimana dihimpun Koropak, Jumat 3 Desember 2021:

1. Lucu dan Humoris

Diketahui bahwa orang Sunda sendiri ternyata memiliki selera humor yang tinggi. Meskipun dalam situasi serius, mereka masih tetap bisa bercanda. Selain itu, ada banyak sekali banyolan atau lawakan dari Sunda yang dikenal dengan nama sisindiran dan sejenis pantun ala Sunda yang selalu berisi sampiran dan isi yang lucu. Kemudian juga ada dongeng lucu ala cangehgar hingga ceramah lucu yang sering dihadirkan oleh mubaligh dari Sunda dan lainnya.

2. Sopan, Ramah, dan Murah Senyum

Orang Sunda juga memiliki pedoman hidup saling menghargai sesama. Pada umumnya mereka ramah senyum, sopan kepada siapa saja termasuk juga kepada orang yang belum dikenalnya. Seperti halnya istilah ‘kawas gula eujang peueut’ yang memiliki artinya hidup harus rukun saling menyayangi, tidak pernah berselisih.

Masyarakat Sunda turut menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan kesopanan, sehingga itulah yang menjadi alasan mengapa orang Sunda itu dikenal murah hati seperti sebuah filosofi ‘Someah hade ka semah’ yang artinya ramah, bersikap baik, menjaga, menjamu dan membahagiakan setiap orang.

3. Pelafalan huruf F sering dibaca P

Meskipun tidak semuanya, namun Orang Sunda juga dikenal jika melafalkan huruf F, maka akan menjadi P. Diketahui, ada penjelasan ilmiah mengapa orang Sunda itu mengucap bacaan yang ada F atau V menjadi P. Salah satunya dikarenakan huruf tersebut memang tidak dikenal dalam aksara Sunda (Kaganga) pada zaman dahulu. Hal inilah yang mungkin secara turun temurun menjadi sebuah kebiasaan orang Sunda. Contoh kalimat seperti Konferensi sering dibaca oleh mereka menjadi Konperensi.

Orang Sunda juga sering kali menulis nama yang harusnya huruf F diganti menjadi P. Hal ini memang tidak terjadi di semua orang Sunda, akan tetapi kebanyakan memang mengucap ucapan F menjadi P. Yang tidak bisa (tidak terbiasa) itu jika sudah tercampur ketika mereka sedang berbincang secara tidak sadar menemukan kata yang mengandung huruf F atau V pasti agak sulit untuk melafalkannya dengan benar.

4. Logat Bicara yang Khas

Setiap suku di Indonesia pastinya mempunyai logat atau dialek khas masing-masing ketika berbicara. Begitu juga dengan yang ada pada masyarakat Sunda. Biasanya orang Sunda itu berbicara dengan logat yang mendayu seperti ada nada yang bergelombang.

Sehingga dari logat bicaranya saja sudah bisa dikenali kalau mereka orang Sunda. Ketika berbicara menggunakan bahasa Indonesia juga, mereka masih kelihatan logat Sundanya. Mereka juga memiliki intonasi masing-masing yang terkadang terdengar lucu bagi sebagian orang.

 

 

Baca : Seni Tradisi Kian Terkikis di Tengah Modernisasi

5. Menyukai Lalapan dan Sambal

Pernahkah kamu mampir ke restoran Sunda? Jangan kaget loh apabila kalian akan disuguhi lalapan dan sambal. Mengapa? Karena Orang Sunda terkenal memiliki kuliner yang mantap. Maka, tidak lengkap rasanya jika makan di resto Sunda apabila tidak mencicipi sambalnya.

Sudah menjadi hal biasa jika di semua restoran Sunda kalian akan menemukan nasi panas, empal daging, tempe, tahu, ikan gurame goreng, ikan asin, sayur asem, dan ditambah lalapan. Makanan Sund juga akan terasa lebih nikmat jika dinikmati di daerah Sunda yang memiliki dataran tinggi dengan pemandangan yang sejuk dan membuat betah pengunjung untuk datang lagi.

6. Sering menambah kata ‘Teh’ dan ‘Mah’

Kebiasaan orang Sunda selanjutnya adalah sering melakukan penambahan pada perkataan. Contohnya ‘Saya teh asli Sunda’ atau ‘Kumaha atuh mah?’. Hal yang unik dari penambahan kata tersebut, adalah tidak ada perubahan arti meskipun terdapat penambahan kata didalamnya. Hal ini ternyata masih tetap diucapkan sampai sekarang dan Orang Sunda juga sudah terbiasa dengan penambahan kata tersebut dan dianggap sebagai keunikan tersendiri.

7. Memiliki Nama Unik

Kebiasaan orangtua zaman dahulu (kolot baheula) khususnya Orang Sunda lebih senang memberi nama anak mereka dengan nama seperti Maman, Jajang, Enjang, Asep, Dede, Cecep, Encep, Kokom hingga Elis. Kemudian setelah itu nama tersebut dikombinasikan dengan akhiran yang sama dengan nama awalnya seperti menjadi Asep Surasep, Cecep Gumasep, Dede Sunade, Maman Suherman dan lainnya.

Kolot baheula di masyarakat Sunda itu juga diketahui sering memberi nama anak dengan awalan Asep, karena konon katanya berasal dari kata ‘Kasep’ atau dalam bahasa Indonesia artinya ‘tampan’ dengan ekspektasi agar anaknya nanti bisa menjadi orang yang tampan dan banyak digandrungi. Meskipun pada kenyataannya itu ada yang berlawanan. Bahkan saking banyaknya nama Asep ini, sampai ada yang membuat komunitas Asep.

8. Santai

Berbeda halnya dengan masyarakat Jawa yang terkenal lebih kerja keras, ulet dan lebih serius. Orang Sunda lebih terlihat santai dalam menjalanai hidupnya, hingga ada yang mengatakan mereka cenderung pemalas.

Sifat santai ini pun diwakili oleh sosok Kabayan yang digambarkan sebagai seorang pemalas, santai namun banyak akal. Sosok ini akhirnya melegenda di masyarakat Sunda. Meskipun terkenal dengan sifat santainya, namun banyak juga orang Sunda yang memiliki etos kerja yang tinggi dan berhasil menjadi orang sukses di bidang yang digelutinya masing-masing.

9. Menjunjung Tinggi Adat Istiadat

Orang Sunda atau Urang Sunda sendiri memiliki adat istiadat yang beragam. Salah satunya wisata Saung Angklung Mang Udjo yang menjunjung tinggi adat istiadat. Di saung tersebut, pengunjung bisa belajar angklung dan menyaksikan pentas seni yang kental dengan adat Sunda.

Hal itu tentunya sangat bagus sekali untuk memperkenalkan adat istiadat Sunda ke berbagai daerah lain hingga mancanegara. Selain itu, Urang Sunda juga akan senang hati membantu pengunjung dalam memberikan pemahaman mengenai adat istiadat yang ada.

10. Pandai Membuat Akronim yang Mudah Diingat Orang

Wah tahukah kamu bahwa ternyata orang Sunda itu jagonya membuat akronim. Akronim sendiri adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar.

Contoh yang terkenal akronim yang dibuat Orang Sunda seperti pada jenis makanan Cilok yang berarti Aci Dicolok, Cireng: Aci Digoreng, Cinlok: Cinta Lokasi, Combro: Oncom Dijero dan masih banyak contoh lainnya. Meskipun terkadang hal itu terdengar aneh, tapi kebiasaan orang Sunda ini sukses membuat jajanan kuliner Sunda menjadi viral hingga kini.*

 

Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini

 

error: Content is protected !!