Koropak.co.id – Kaus kaki merupakan salah satu benda yang sudah digunakan manusia sejak bayi, bahkan kegunaannya dapat dirasakan dan digunakan oleh seluruh kalangan usia, jenis kelamin hingga status sosial.
Kaus kaki memiliki perjalanan yang cukup panjang, meski sudah digunakan sejak zaman batu oleh manusia purba, namun tetap saja hingga mencapai titik dimana kaus kaki terbuat dari bahan benang dan kain seperti saat ini.
Dari hasil penemuan-penemuan para peneliti, sudah banyak diketahui bahwa kaus kaki yang digunakan oleh para manusia purba terbuat dari kulit binatang. Sedangkan saat memasuk zaman Yunani yakni pada abad ke-8 sebelum Masehi, orang-orang menggunakan bulu dan juga rambut binatang sebagai bahan dari kaus kaki.
Sedangkan pada zaman yang berkembang selanjutnya, bangsa Romawi juga turut memakai kaus kaki, hanya saja bahannya sudah lebih berkembang dengan menggunakan campuran antara kulit binatang dengan bulu binatang, atau bahan tenun.
Zaenuddin M.H. mengutarakan mengenai asal usul pejalanan kaus kaki pada bukunya yang berjudul “Asal Usul Benda di Sekitar Kita Tempo Doloe” (2015), terbitan Change. Ia menjelaskan bahwa dulu kaus kaki sulit diperoleh, tidak seperti saat ini.
Namun semakin populernya pemakaian kaus kaki di Eropa, dengan pembuatan yang sulit membuat produksi kaus kaki minim, sehingga dengan kondisi seperti ini, menginjak abad ke-5 Masehi hanya kalangan-kalangan tertentu saja yang mampu menggunakannya. Sedangkan pada abad ke-10 hanya orang kaya hingga kalangan bangsawan saja yang dapat memakai kaus kaki.
Jika kita melihat masa kini, kaus kaki sangat mudah diperoleh bahkan dengan harga yang murah, memang ada harga ada kualitas, tak jarang kaus kaki dengan brand mewah dapat dibanderol dengan harga mahal, namun jika hanya sekedar membutuhkan kaus kaki, kini banyak pula kaus kaki yang dijual dengan harga 5.000 rupiah, bahkan diobral 3 pasang kaus kaki dengan harga 10 ribu rupiah saja.
Baca : Awalnya Tidak Bernama, Begini Asal Usul Ritsleting
Di tahun 1589 inilah, seorang bernama William Lee berhasil menemukan mesin pertama di dunia untuk memproduksi kaus kaki. Inspirasi pembuatan mesin ini adalah rasa simpati pada istrinya.
Karena istrinya terlalu menghabiskan banyak waktu untuk membuat kaus kaki, William pun membuat mesin ini agar pekerjaan istrinya dapat lebih efektif, dan sejak itulah produksi kaus kaki semakin berkembang pesat. Maju di tahun 1930, mesin rajut pembuat kaus kaki semakin canggih dari pada mesin jahit sebelumnya.
Jika pada tahun tersebut pembuatan kaus kaki masih menggunakan wool dan beludru, kaus kaki mulai upgrade bahan dengan menggunakan bahan katun.
Polymer 6.6. merupakan jenis bahan yang digunakan pula dalam membuat kaus kaki dengan tampilan yang menyerupai sutera, bahan ini ditemukan oleh seorang pria bernama Julian Hill, dan di tahun 1937 Du Pont mematenkan penemuan Hill. Sebenarnya perusahaan ini memiliki komandan bernama Wallace Carothers yang kemudian harus gulung tikar.
Pada 1939 di New York, synthetic fibers mulai dikenalkan kepada dunia di World’s Fair. Dengan mengutip inisial New York yakni NY, lekas fiber dikenal sebagai “nylon”. Dan pada Mei 1940 barulah muncul kaus kaki nilon pertama yang dijual di gerai-gerai New York.
Percaya atau tidak, konon lebih dari 72.000 pasang kaus kaki berhasil terjual habis dalam bazar tersebut di hari pertama digelar.
Membahas mengenai fungsi daripada kaus kaki, tentu saja kaus kaki memiliki peranan yang sangat berguna bagi manusia, mulai dari bayi hingga lansia. Fungsinya tak lain untuk menghangatkan, melindungi bagian kulit kaki dari gesekan sepatu, dan masih banyak lagi.
Di zaman modern saat ini kaus kaki muncul dengan beragam warna, desain, motif hingga tekstur yang berbeda, bahkan ukurannya pun beragam. Bahannya ada yang tebal, sedang, juga tipis, ada yang halus, lembut, bahkan kasar. Tentunya ada harga ada kualitas.*
Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini