Koropak.co.id – Mengintip perkembangan kutang dari masa ke masa, menunjukan perubahan bentuk, motif dan corak. Juga bahan yang digunakan yang semakin beragam.
Produsen bra semakin fokus berimprovisasi dengan beragam model bra. Mulai dari pertimbangan estetika hingga kesehatan.
Hai, tahukah kamu, istilah kutang atau bra atau BH tidak serta merta dikenal seperti saat ini. Bahkan dulu, zaman kerajaan hingga pra-kemerdekaan di Indonesia, istilah korset lebih populer.
Ada yang menarik dari pengunaan istilah bra ini. Menariknya dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan istilah ‘BeHa atau BH’ dan kutang.
Namun, tahukah kamu mengapa bra disebut dengan BH atau kutang? Bagaimana asal muasal istilah ini berkembang?
BeHa atau BH yang kita dengar sehari-hari itu ternyata merupakan singkatan dari bahasa Belanda ‘Buste Houder’ yang berarti penyangga payudara.
Apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, Buste berarti bust, sedangkan houder dalam bahasa Inggris berarti holder.
Sementara kata ‘kutang’ sendiri disebut-sebut berasal dari zaman penjajahan kolonial Belanda di Indonesia, tepatnya pada saat Daendels menerapkan kerja paksa di Pulau Jawa untuk membuat jalan di sepanjang Anyer-Panarukan.
Saat itu, banyak orang pribumi baik laki-laki dan perempuan yang bekerja secara paksa hanya mengenakan kain semacam cawat atau kemben untuk menutupi bagian atasnya.
Selain itu, pada awalnya istilah BeHa maupun kutang ini ternyata belum begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Baca : Sejarah Kutangmu yang Belum Kau Tahu
Terlebih lagi, sejak zaman kerajaan di Indonesia, saat itu banyak orang yang hanya menggunakan cawat atau kain untuk menutupi kelaminnya saja, sedangkan untuk bagian atasnya dibiarkan terbuka. Hal ini pun berlaku hampir di seluruh daerah di Indonesia.
Maka dari itulah, saat bangsa Eropa masuk ke bumi nusantara, mereka akhirnya mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia yang terbiasa bertelanjang dada.
Kala itu, Bangsa Eropa membawa masuk korset, sejenis kutang yang ketat dan panjang untuk membuat tubuh lebih ramping.
Mengingat juga bahwa bangsa Eropa merupakan orang yang pertama kali mempopulerkan bra sebagai hasil gerakan reformasi pakaian pada abad ke-19.
Bra sendiri diketahui berasal dari istilah dalam bahasa Prancis yakni brassiere. Sementara itu, prototipe bra kemudian pertama kali diproduksi di Inggris, Amerika, Jerman dan Prancis dari 1850 hingga 1920-an.
Dalam Famous Women Inventors, disebutkan bahwa United States Patent and Trademark Office pada akhirnya memberikan hak paten untuk perempuan asal Amerika Serikat, Mary Phelps Jacobs sang penemu pakaian yang dia sebut ‘bra’ pada November 1914 silam.
Sehingga sejak saat itulah, bra menjadi pakaian dalam yang kini banyak dipakai oleh perempuan hingga saat ini.
Menurut desainer dan pengamat mode Sonny Muchlison, selain Eropa, keraton juga ternyata turut mempopulerkan korset dikarenakan mereka dikenal paling update mengenai masalah busana, terutama di era Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno.
Hingga pada akhirnya korset tergantikan dengan kemunculan bustehouder atau yang lebih dikenal dengan istilah bra, BeHa, maupun kutang.
Kendati begitu, masih banyak perempuan yang mengenakan korset, terutama saat mengenakan kebaya.*
Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini