Seni Budaya

Tari Pendet, Tarian Selamat Datang Paling Tua di Pulau Bali

×

Tari Pendet, Tarian Selamat Datang Paling Tua di Pulau Bali

Sebarkan artikel ini

 

Koropak.co.id – Tari pendet merupakan salah satu tarian selamat datang paling tua di Pulau Bali. Diketahui pada awalnya, tarian ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat Hindu di Bali.

Tari ini sering dipakai sebagai pelengkap upacara piodalan di pura-pura atau tempat suci keluarga sebagai ungkapan rasa syukur, hormat, dan sukacita saat menyambut kehadiran para dewata yang turun dari khayangan.

Dalam upacara piodalan di pura tersebut, ada ritus sakral yang disebut mamendet atau mendet. Secara etimologis, mendet berasal dari kata mendak atau menyambut. Prosesi mendet ini dilakukan setelah pendeta mengumandangkan puja mantra dan pementasan topeng sidakarya.

Ritus ini juga bisa dibawakan oleh semua orang, baik itu laki-laki dan perempuan serta tua dan muda. Mereka akan menari dengan penuh kegembiraan menyambut kehadiran para dewa dan dari prosesi inilah lahirlah tari pendet.

Secara umum di wilayah Bali, tari pendet tersebut melambangkan penyambutan manusia terhadap kedatangan para dewata dari kahyangan. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, pendet itu pun menjadi tarian untuk menyambut kedatangan sesama manusia, utamanya dipentaskan sebagai bagian promosi wisata Bali.

Tari pendet penyambutan sendiri diketahui lahir pada tahun 1950. Penggagasnya sendiri adalah dua seniman kelahiran Desa Sumertha, Denpasar, yaitu I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng.

Keduanya kala itu menciptakan tari pendet penyambutan dengan empat penari yang dipentaskan sebagai bagian dari pertunjukan kepariwisataan di sejumlah hotel di Denpasar, Bali. Selain untuk menyambut tamu-tamu penting, tarian itu pun kemudian menjadi tarian pembuka dalam setiap pertunjukan tari-tarian Bali.

Kemudian pada tahun 1961, I Wayan Beratha mulai mengembangkan tarian ini dan menambah jumlah penarinya menjadi lima orang, seperti yang sering ditampilkan sekarang.

 

 

Baca : Barong Nong Nong Kling yang Erat dengan Sejarah Desa Adat Aan Bali

Bahkan setahun kemudian, I Wayan Beratha bersama dengan rekannya kembali mengembangkan tari pendet yang ditarikan secara massal dengan jumlah penari tidak kurang dari 800 orang dan ditampilkan dalam upacara pembukaan Asian Games di Jakarta.

Setelah itu, tari pendet kerap kali dipertunjukan di bandara atau hotel. Sehingga para turis asing yang datang ke Bali akan disambut dengan pertunjukan tari pendet setiap kali tiba di Bali. Mulai darisanalah Tari pendet pun mendunia.

Kini, tari pendet masih terus disajikan di berbagai acara penyambutan tamu. Bahkan kursus-kursus tari pendet juga dibuka baik di Bali maupun di luar Bali.

Sementara itu, dikutip dari gramedia.com, untuk makna yang terkandung dalam tari pendet sendiri tergolong cukup kompleks. Salah satu maknanya yang paling mendasar adalah bentuk rasa syukur terhadap Dewa atas kehadiran-Nya di dunia. Kemudian ada juga makna kehormatan yang ditujukan kepada Dewata yang sudah memberi yang terbaik untuk manusia.

Sedangkan untuk makna lainnya berkaitan dengan rasa kegembiraan dalam menyambut tamu yang telah hadir di dalam acara tersebut. Di setiap gerakan yang ditunjukkan itu ada makna syukur serta ucapan selamat datang atas kedatangan tamu di lokasi pementasan.

Simbol rasa gembira itu sendiri akan terlihat dari pemberian bunga dan juga janur kepada para tamu dengan cara diletakkan di depan mereka.

Adapun untuk makna selanjutnya yaitu tentang bagaimana cara menjaga hubungan baik antara Sang Pencipta dan manusia serta alam. Makna-makna tersebut disampaikan melalui gerakan tarian, seperti mimik wajah yang menggambarkan kegembiraan saat disertai dengan senyuman.*

 

Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini

 

error: Content is protected !!