Koropak.co.id – Peristiwa Isra Miraj yang jatuh pada bulan Rajab dalam kalender Hijriyah adalah momen penting dan sangat bersejarah. Peristiwa ini menjadi bagian penting dari kesempurnaan ajaran Islam.
Peristiwa Isra Miraj merupakan perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam semalam untuk menerima perintah salat lima waktu dari Allah SWT. Berikutnya, salat ini menjadi kewajiban yang dilaksanakan oleh umat muslim di seluruh dunia.
Maka sangat wajar jika mayoritas umat Islam sangat memuliakan bulan ini. Dan biasanya di berbagai daerah di Indonesia memiliki tradisi yang berbeda dalam memperingati Isra Miraj.
Bagi masyarakat Sunda, salah satunya di Cirebon Jawa Barat, mereka juga memiliki tradisi yang biasa dilaksanakan dalam memperingati perayaan hari besar Islam tersebut. Tradisi itu pun dikenal dengan tradisi ‘Rajaban’.
Tradisi Rajaban yang dilakukan oleh masyarakat Cirebon ini biasanya digelar setiap tanggal 27 bulan Rajab.
Biasanya, tradisi ini dilaksanakan dengan cara berziarah ke makam Plagon yang dianggap sebagai makam Pangeran Kejaksan yang merupakan tokoh penyebar agama Islam di Cirebon.
Setelah selesai berziarah, acara pun dilanjutkan dengan tradisi membagikan nasi bogana kepada warga keraton, kaum masjid, abdi dalem dan masyarakat mager sari.
Untuk nasi bogana tersebut didalamnya terdiri dari kentang, telor ayam, tempe, tahu, parutan kelapa dan bumbu kuning yang dijadikan satu.
Baca : Sejarah Peristiwa Isra Miraj yang Erat Kaitannya dengan Bulan Rajab
Tradisi Rajaban itu tentunya dilaksanakan sebagai pengingat agar umat Islam untuk tidak lupa akan jati dirinya dalam menjalani kehidupan. Selain itu, merekajuga diharapkan bisa lebih teliti serta berhati-hati dalam setiap jengkal aspek kehidupan dikarenakan semuanya merupakan kendali ridha Illahi.
Sementara itu, dalam jurnal budaya yang diterbitkan IAIN Purwokerto dan ditulis oleh Naila Farah, setidaknya terdapat 4 makna sakral yang terkandung dalam tradisi Rajaban tersebut.
Nilai pertama yang terkandung dalam tradisi itu adalah nilai kesenangan, hal ini terwujud dalam nikmat yang dialami oleh masyarakat yang hadir dalam tradisi Rajaban.
Kemudian untuk nilai yang kedua adalah nilai vital yang menyadarkan semua peserta tradisi Rajaban tentang kewajiban bersyukur kepada Allah SWT.
Selanjutnya, ada nilai spritual yang berkenaan dengan pengetahuan yang didapatkan oleh para peserta tradisi mengenai kebenaran dan kebatilan yang tertulis dalam babad Isra Miraj.
Sedangkan untuk nilai yang tertinggi dalam pelaksanaan tradisi Rajaban itu sendiri tentunya adalah nilai kekudusan yang terdapat dalam tradisi Rajaban itu sebagai sebuah upacara atau ritual penyembahan kepada Allah SWT.
Selain di Cirebon, biasanya masyarakat Sunda di daerah lain juga turut memperingati Isra Miraj yang juga dikenal dengan istilah Rajaban ini dengan mengadakan pengajian atau tabligh akbar mengundang ulama, kyai atau ustaz untuk bertausiyah tentang peristiwa dari Isra Miraj itu sendiri.*
Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini