Koropak.co.id – Mencukur rambut bayi telah menjadi tradisi di Indonesia. Kendati begitu, setiap daerah berbeda dalam waktu dan prosesinya. Ada yang cukur rambut saat bayi berusia tujuh hari, ada juga yang kala berumur 40 hari.
Prosesinya juga macam-macam. Ada yang menggelarnya secara sederhana, ada pula yang dibarengi upacara-upacara tertentu. Cara sederhana, cukur rambut bayi benar-benar hanya mencukur rambut. Tanpa ada ritual khusus yang mengiringinya.
Sementara yang dibarengi prosesi lain, biasanya para pemuka agama setempat akan hadir dan membacakan doa-doa. Saat upacara itu juga si kecil akan digendong oleh bapak atau kakeknya dan akan digunting rambutnya oleh semua yang hadir.
Sebelumnya, gunting yang akan dipakai mencukur harus dicelupkan dulu ke dalam air kembang tujuh rupa. Setelah itu, potongan rambut si kecil dimasukkan ke dalam kelapa hijau yang telah dilubangi di bagian atasnya.
Di Aceh, prosesinya lain lagi. Bayi berusia tujuh hari yang akan dicukur disimpan di atas kain panjang yang belum pernah dipakai. Jika bayinya laki-laki, kainnya tujuh lapis. Tapi bila perempuan lima lapis.
Setelah itu, bayi diperciki air yang sudah diisi tepung atau bedak. Rambut bayi kemudian dicukur. Setelah itu, rambut bayi dimasukkan ke dalam batok kelapa muda dan ditanam dekat rumah orangtua si bayi.
Baca : Mengenal Tradisi Cukur Rambut Bayi yang Dikenal Secara Turun Temurun
Sementara di Bali, upacara cukur rambut diadakan ketika si kecil berusia tiga bulan. Dalam upacara ini, untuk pertama kalinya si kecil menyentuh tanah yang melambangkan kembali ke bumi. Salah satu bagian dari upacara ini disebut Ngangkid yang bermakna penyucian si kecil dari Tuhan yang berada di lautan.
Si kecil nantinya akan diperciki air suci di tengah lautan oleh pemuka agama Hindu dengan maksud untuk membersihkan segala hal yang ‘jahat’ pada tubuh si kecil. Setelahnya, si kecil pun akan diserahkan pada orangtuanya di darat.
Belum selesai sampai sana. Upacara dilanjutkan di rumah dengan memakaikan si kecil pakaian adat Bali dan mengikatkan kain pada pergelangan tangan dan kepala si kecil. Pada upacara ini si kecil akan diberikan perhiasan pertamanya, gelang atau gelang kaki yang terbuat dari perak atau emas dan kotak perak yang berisi potongan tali pusat untuk dikalungkan di lehernya.
Dalam tradisi masyarakat Jawa, seperti di Jawa Timur, beda lagi. Ada tradisi selapanan yang berarti 35 hari. Bukan hanya dicukur rambut, bayi yang sudah berumur 35 hari juga dipotong kukunya. Rambut dan kuku yang sudah dipotong itu disimpan di dalam tanah bersama tali pusar.
Namun, ada juga yang tidak menguburnya di dalam tanah, tetapi disimpan oleh orangtuanya. Potongan rambut itu akan diberikan kepada si anak, kelak ketika ia sudah besar. Sebagian orang percaya bahwa potongan rambut itu menyimpan kekuatan gaib dan bisa dipakai untuk ilmu kekebalan diri.
Baca juga : Pemakaman Bayi Kambira Bukan Sekedar Destinasi Wisata