Video

Menentang Keraton Sumedang Larang

×

Menentang Keraton Sumedang Larang

Sebarkan artikel ini

 

Koropak.co.id – Nama Sumedang Larang sudah terpatri kuat jauh sebelum Republik Indonesia berdiri. Nama bukan sembarang nama. Di baliknya ada kebesaran wilayah,adab dan kewibawaan para pemimpinnya. Dari semula Tembong Agung yang didirikan Prabu Guru Aji Putih, kemudian diubah menjadi Kerajaan Sumedang Larang saat estafet kepemimpinan dipegang Batara Tuntang Buana atau Prabu Tajimalela yang tak lain putra Prabu Guru Aji Putih.

Sebelum mendirikan Kerajaan Sumedang Larang, Prabu Tajimalela berkelana mencari tempat sepi untuk mempelajari elmu kasumedangan. Ada banyak tempat yang didatangi. Hingga ia sampai di Gunung Mandala Sakti dan memperdalam ilmu di sana. Saking hebatnya ilmu Batara Tuntang Buana, gunung yang terbelah disatukan lagi atau disimpaykeun, sehingga namanya dikenal Gunung Simpay.

Setelah turun gurun, Batara Tuntang Buana mendirikan kerajaan Sumedang Larang. Secara etimologis, Su berarti bagus, medang sama dengan luas, dan larang jarang bandingannya. Sumedang Larang berarti tanah luas bagus yang jarang tandingannya. Adapun menurut legenda masyarakat, Sumedang berasal dari rangkaian ingsun medal, ingsun madangan. Artinya kaula Lahir( bijil )kaula nyaangan, atau aku lahir aku memberi penerangan.

Kerajaan Sumedang Larang semakin berkibar di saat kepemimpinan Raden Angkawijaya atau Prabu Geusan Ulun. Saat Kerajaan Sunda Padjadjaran runtuh, Prabu Geusan Ulun memproklamirkan Kerajaan Sumedang Larang merupakan penerus dari Kerajaan Sunda Padjadjaran. Iapun menyatakan diri sebagai penguasanya, dan membawahi 44 penguasa daerah yang terdiri dari 26 kandaga lante atau kepala wilayah dan 18 umbul.

 

Baca : Pancang Juang Rukun Wargi Sumedang; Maju Hayu, Teu Luas Mundur

 

Namun, sejarah kebesaran Kerajaan Sumedang Larang itu kini seakan dibiaskan dan tengah dikerdilkan dengan kemunculan Keraton Sumedang Larang. Rukun Wargi Sumedang (RWS), organisasi resmi yang menaungi para trah Pangeran Sumedang, menetang Keraton Sumedang Larang.

Penentangan itu disampaikan seusai pelantikan Majelis Luhur dan Pengurus Rukun Wargi Sumedang Puseur, di Gunung Manglayang, akhir Oktober 2021.

Para keturunan sah Sumedang yang tergabung dalam Rukun Wargi Sumedang menilai, keberadaan Keraton Sumedang Larang sangat meresahkan. Selain bisa membelokkan sejarah, juga bakal menghancurkan tatanan yang sudah dibangun sejak ratusan tahun.

Untuk itu, mereka tidak tinggal diam. Berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan nama baik Kerajaan Sumedang Larang. Apalagi, beberapa pengurus Keraton Sumedang Larang disinyalir oknum orang orangnya melakukan pelanggaran fatal dalam menjalankan ketentuan hukum positif yang diwariskan oleh para leluhur dalam bahasa norma yaitu AMANAH.

Ketua Umum Rukun Wargi Sumedang Pusat, Rd Dani R. Soeriakoesoemah, membeberkan alasan kenapa ia dan rekan-rekannya menentang Keraton Sumedang Larang.

Dani menegaskan, pembentukan Keraton Sumedang Larang adalah kesalahan yang harus segera diluruskan. Jika dibiarkan, itu bisa menjadi dosa yang turun-temurun, karena orang-orang yang tahu dan paham sejarahnya diam saja.

Ia mengaku sudah berkirim surat kepada bupati Sumedang, namun tidak mendapatkan respons seperti yang diharapkan. Rukun Wargi Sumedang dan masyarakat yang peduli terhadap sejarah dan jati diri bangsa akan terus berjuang sampai yang salah menjadi benar.

 

Baca juga : 54 Raja-Sultan Nusantara Akan Berkumpul di Sumedang

 

error: Content is protected !!