Video

Nama Pasar Berdasarkan Hari Ternyata Bukan Barang Baru

×

Nama Pasar Berdasarkan Hari Ternyata Bukan Barang Baru

Sebarkan artikel ini

 

Koropak.co.id – Nama-nama pasar di Indonesia memang terbilang unik. Selain mengunakan nama lokasi, ada banyak yang menyematkan nama hari. Sebut saja misalnya Pasar Senen, Pasar Jumat, Pasar Wage, dan Pasar Kliwon. Ternyata, kebiasaan itu sudah dimulai sejak abad ke-18

Olivier Johannes Raap dalam bukunya “Kota Di Djawa Tempoe Doeloe” menuliskan, dalam kalender Arab, Jumat merupakan hari keenam dari pekan. Jumat sendiri berasal dari kata Arab jumu’ah yang berarti ramai. Kata itupun mengacu pada ibadah umat muslim ke masjid pada hari itu untuk melaksanakan salat Jumat di siang hari.

Ada pasar yang disebut-sebut sebagai pasar Jumat, seperti di Purwakarta Disebut begitu karena pasarnya digelar setelah waktu salat dan hanya berlangsung beberapa jam saja. Tapi, itu dulu. Kini, los pasar yang berada di sisi timur jalan itu sudah diganti kompleks perbelanjaan modern.

Selain Jumat, terdapat juga Pasar Senen yang berada di Jalan Pasar Senen Jakarta dan memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan sejak abad ke-18. Saat itu, wilayah di luar Batavia masih berupa hutan liar yang belum dibuka dan dijual oleh VOC kepada pedagang kaya atau tuan tanah sebagai investasi.

Pada tahun 1735, seorang tuan tanah Justinus Vinck mendirikan pasar di wilayahnya Weltevreden. Awalnya hari pasarnya hanya Senen (hari Senin), sehingga masyarakat pun menyebutnya Pasar Senen.

 

Baca : Mengenal Hari Pasar dalam Kalender Arab dan Jawa

 

Saat itu Pasar Senen menjadi pusat barang-barang dari dalam negeri khususnya sayuran. Seiring berjalannya waktu, kini Pasar Senen sudah berubah menjadi kompleks pertokoan modern.

Di Purwokerto, terdapat Pasar Wage yang memiliki sejarah yang jauh lebih lama. Di pasar itu juga terdapat opas polisi yang rutin patroli demi mencegah terjadinya tindakan pencurian Diketahui, Pasar Wage merupakan pasar tradisional yang terletak di pusat pecinan Purwokerto atau sekitar dua kilometer ke arah timur dari alun-alun. Pasar Wage juga merupakan pusat Kota Lama.

Sebelum kediaman bupati dipindahkan ke kawasan Paguwon atau yang menjadi alun-alun saat ini, Pasar Wage dahulunya merupakan alun-alun dan kediaman penguasa saat itu berada di sebelah utaranya. Selain itu, Pasar Wage sendiri sudah ada di lokasi tersebut pada awal abad ke-19.

Saat itu, Pasar Wage hanya ramai di hari Wage saja. Namun dikarenakan pedagang Tionghoa yang menetap di sekitar pasar menyebabkan pasar juga ramai dikunjungi di hari selain Wage.

Di Jalan Raya Pos atau yang kini menjadi Jalan Sudirman di Kudus, tepatnya di depan stasiun kereta api terdapat sebuah pasar yang dibuka di hari ke-15 setiap minggu dalam kalender Jawa yang disebut Pasar Kliwon.

Di depan stasiun kereta api itu, berdiri los pasar kecil. Namun semenjak pembangunan stasiun, pasar pun semakin ramai sehingga membuatnya dibuka setiap hari tanpa mengubah nama Kliwon.

Kini pasar tersebut merupakan pasar grosir terbesar yang ada di Pantura Timur dan dikenal dengan nama Kliwon Trade Center.

 

Baca juga : Beragam Nama Pasar Tempo Dulu, Sudah Ada Pasar Gelap

 

error: Content is protected !!