Koropak.co.id – Nama kota Tasikmalaya sudah tidak lagi asing di telinga orang awam. Kota ini menjadi bagian tak dapat dipisahkan dengan julukannya, Sang Mutiara dari Priangan Timur.
Siapa nyana, Tasikmalaya mulanya bernama Sukapura dan didirikan oleh Sultan Agung dari Kerajaan Mataram.
Dilansir dari buku Asal Usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe garapan Zenuddin HM, terdapat dua versi mengenai asal usul nama Tasikmalaya.
Pertama, Tasikmalaya diambil dari dua kosakata, yakni keusik (pasir) dan ngalayah (bertebaran). Jadi secara harfiah, Tasikmalaya merupakan tempat dimana terdapat pasir yang bertebaran.
Kondisi ini tidak dapat dilepaskan dari peristiwa meletusnya Gunung Galunggung tahun 1822. Letusan mahadahsyat itu membawa dampak besar bagi kawasan Sukapura. Banyaknya pasir yang menyelimuti kawasan Sukapura membuat daerah ini berganti nama menjadi Keusik Ngalayah, yang kemudian dikenal dengan Tasikmalaya.
Gunung Galunggung pun kembali meletus pada 5 April 1982, yang mana selain menimbulkan korban jiwa, juga tercatat menyebarkan abu hingga ke Jakarta.
Sedangkan versi kedua, Tasikmalaya merupakan gabungan dua kata, yakni Tasik dan Malaya. Tasik mengandung makna laut atau air yang menggenang di daerah tersebut, sementara Malaya berarti jajaran gunung-gunung.
Secara geografis, daerah Tasikmalaya memang memiliki banyak gunung dan juga beberapa spot air laut. Namun secara geologis, letusan Gunung Galunggung memiliki andil dalam membentuk jurang-jurang terjal di Tasikmalaya.
Beberapa tahun setelah letusan itu, muncul bukit-bukit kecil yang tercatat berjumlah sekitar 3.647 buah dan tersebar, baik di kabupaten maupun kota. Sayangnya, jumlah bukit-bukit kecil yang banyak itu sangat jauh berkurang karena telah dijadikan areal perumahan atau pertokoan.
Baca : Riwayat Tasikmalaya, Wirawangsa Sang Peraih Kemerdekaan Sukapura
Namun, dilansir dari berbagai sumber sejarah, konon nama Tasikmalaya sudah dipergunakan dalam administrasi Hindia Belanda pada tahun 1820, sebagai nama distrik. Adalah Distrikt Tasjikmalaija op Tjitjariang dengan wilayah sepanjang 37 pal (di Jawa 1 pal setara dengan 1.507 m).
Beberapa orang berpendapat jika nama Tasikmalaya lahir serta dipergunakan setelah letusan Galunggung tahun 1822. Pendapat ini diperkuat dengan adanya laporan Residen Priangan tahun 1816, dimana saat itu nama Tasikmalaya tidak tercatat sebagai nama suatu tempat atau distrik.
Jadi dapat diperkirakan jika nama Tasikmalaya mulai digunakan antara rentang tahun 1816-1820. Selain tak dapat dilepaskan dengan letusan Galunggung, Tasikmalaya juga lekat kaitannya dengan sebuah kerajaan.
Dahulu kala, di Tasikmalaya terdapat kerajaan bernama Kerajaan Galunggung dengan penguasa pertama bernama Batari Hyang. Kerajaan ini berdiri 13 Bhadrapada 1033 Saka atau 13 Agustus 1111.
Dari penguasa pertama ini mengemuka ajaran Sang Hyang Siksakanda ng Karesian yang menjadi ajaran resmi di zaman Prabu Siliwangi (1481-1521), di Pakuan Pajajaran. Sayangnya, kerajaan ini hanya bertahan dalam 6 kepemimpinan raja berikutnya, raja yang masih keturunan Batari Hyang.
Pemerintahan selanjutnya berada di Sukakerta dengan ibukota di Dayeuh Tengah (sekarang termasuk Kecamatan Salopa), merupakan daeah di bawah naungan dari Kerajaan Pajajaran.
Dimana penguasa pertamanya, Sri Gading Anteg, hidup sezaman dengan Prabu Siliwangi. Dalem Sukakerta ini diperkirakan sezaman dengan Prabu Surawisesa (1521-1535 M), Raja Pajajaran yang menggantikan Prabu Siliwangi.
Dalam catatan sejarah, Tasikmalaya berperan penting dalam beberapa peristiwa, seperti pemberontakan melawan Jepang di bawah KH. Zaenal Mustofa di Singaparna, dalam kongres pertama Koperasi Indonesia, melahirkan konsep keamanan rakyat semesta (Hankamrata), dan penerbangan pertama pesawat terbang di Pangkalan Udara Cibeureumoleh pilot Adi Sutjipto dan Basyir Surya.*
Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini