Koropak.co.id – Sejak menyatakan diri sebagai negara merdeka, hingga saat ini Indonesia sudah dipimpin tujuh Presiden. Estafet kepemimpinan terus bergulir dengan segala dinamikanya. Dari Soekarno diganti Soeharto melalui Supersemar, dan kini berada di pundak Joko Widodo.
Ketujuh Presiden itu masing-masing punya ciri khas sendiri. Soekarno, misalnya. Presiden Indonesia pertama itu lekat dengan tongkat komandonya. Kendati belum diketahui pasti siapa pembuatnya, tongkat itu seakan telah menyatu dengan diri Bung Karno.
Hampir di setiap kesempatan selalu dibawa. Bukan hanya di dalam negeri, saat bertugas ke luar negeri pun sama. Tongkat berukuran sekitar 45 centimeter itu kerap menemani. Saat ditanya wartawan, Bung Karno mengaku tongkat itu dibawa-bawa sebagai bagian dari penampilan.
Namun, ada yang menduga itu bukan tongkat biasa. Tongkat itu memiliki kekuatan mistis. Bahkan, Presiden Kuba, Fidel Castro, sempat melontarkan keheranannya kepada Bung Karno terkait tongkat tersebut.
Dengan nada bercanda, Castro bertanya apakah tongkat itu memiliki kesaktian seperti yang punya kepala Suku Indian? Bung Karno tertawa mendengar pertanyaan itu. Dalam beberapa kesempatan, Bung Karno menegaskan, tongkatnya tidak memiliki kesaktian apapun.
Selain tongkat, penampilan Bung Karno juga identik dengan setelan jas yang dilengkapi tanda kepangkatan dan simbol militer, plus peci hitam. Wibawa kepemimpinan Bung Karno tampak sangat kuat dengan penampilan seperti itu.
Lain Soekarno, lain Soeharto. Selama menjadi Presiden, Bung Karno tidak pernah menggunakan pakaian adat atau simbol-simbol budaya tertentu. Alasannya, ia adalah Presiden seluruh Indonesia, bukan presidennya orang Jawa atau yang lainnya.
Hal itu berbeda dengan Presiden Soeharto. Dalam beberapa kesempatan, Pak Harto pernah memakai pakaian adat suku tertentu. Saat berkunjung ke Sumetera Utara pada 19 Oktober 1986, Soeharto yang didampingi Ibu Tien mengenakan pakaian khas Batak, yaitu Ulos Ragi Idub dan topi Sortali.
Bahkan, pakaian khas Melayu yang bernama Teluk Belangga menjadi salah satu pakaian kenegaraan. Siti Hediati Hariyadi, anak keempat Soeharto, menyebutkan kalau ayahnya memiliki empat pakaian kenegaraan.
Baca : 12 Maret 1967; Peristiwa Bergantinya Kepemimpinan dari Soekarno ke Soeharto
Selain Teluk Belangga, Soeharto biasa menggunakan Langedarjan yang merupakan pakaian khas Yogyakarta. Dua seragam lainnya adalah seragam militer plus tongkat komando dan setelan internasional berupa jas yang dilengkapi kopiah hitam.
Kebiasaan memakai peci hitam ini berlanjut ke Presiden berikutnya, yakni BJ Habibie. Tidak banyak cerita tentang gaya pakaian pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, ini. Ia hanya menjabat Presiden selama satu tahun. Selama menjabat itu ia kerap terlihat memakai setelan jas resmi dan kemeja batik, plus kopiah hitam dan kacamata.
Begitupun dengan Abdurrahman Wahid atau Gusdur yang menjadi Presiden Indonesia dari 1999 sampai 2001. Gaya berpakaiannya tidak banyak berubah dengan sebelum menjadi Presiden.
Namun, sebagai orang yang lahir dan besar dari kalangan pesantren, Gusdur tidak pernah melupakan sarung. Saat menjabat Presiden pun begitu. Kendati harus memakai pakain formal, seperti jas plus dasi, dalam acara-acara santai ia suka mengenakan kaos dan sarung.
Bahkan, tidak jarang ia lebih senang memakai celana pendek. Tak heran, saat dirinya menyapa para pendukungnya yang berkumpul di depan Istana Merdeka, Gusdur keluar hanya memakai celana pendek dan kaos kerah berkancing dua.
Presiden berikutnya, Megawati, yang tak lain putri dari Presiden Soekarno. Selama menjadi presiden kelima, perempuan bernama lengkap Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri itu lebih sering memakai kebaya yang dipadukan dengan selendang bermacam motif.
Adapun penampilan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kerap terlihat rapi dengan setelan jas plus peci hitamnya. Di luar acara kenegaraan pun, pria yang akrab disapa SBY itu selalu memerhatikan penampilannya. Selain memakai batik, ia juga biasa mengenakan kemeja berwarna biru. Bukan hanya pakaian, cara dan gaya bicaranya pun tampak diatur sedemikian rupa, sehingga wibawanya selalu terjaga.
Gaya SBY yang seperti itu bertolak belakang dengan Presiden Joko Widodo. Dalam beberapa kesempatan, Presiden ketujuh itu sering mengenakan kemeja putih yang dilipat, dan tak jarang pakai jaket plus sepatu kets. Gaya bicaranya pun tampak tidak direka-reka dan sering bercanda jika sedang diwawancara wartawan.
Satu lagi yang menjadi ciri khas Jokowi dalam penampilannya adalah cincin yang dipasang di jari manisnya. Dikabarkan, itu merupakan cincin kawin seharga Rp24 ribu yang dipakai Jokowi saat meminang Iriana.
Baca juga : Melihat Ragam Budaya dan Kerajinan Indonesia di Finance Track Presidensi G20