Video

Cerita Presiden Indonesia yang Tak Tembus Ditembak

×

Cerita Presiden Indonesia yang Tak Tembus Ditembak

Sebarkan artikel ini

 

Koropak.co.id – Urusan pergaiban di Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Bisa dibilang menjadi bagian dari perjalanan bangsa. Hampir segala urusan kerap dikaitkan dengan hal mistik. Nyaris semua persoalan selalu dihubung-hubungkan dengan dunia gaib. Bukan hanya soal asmara atau usaha, perihal jabatan dan kekuasaanpun tak lepas dari dunia supranatural.

Tak heran, banyak pihak yang menduga kalau tongkat komando yang selalu dibawa Presiden Soekarno memiliki kekuatan gaib. Bahkan, Presiden Kuba, Fidel Castro, sempat melontarkan keheranannya kepada Bung Karno terkait tongkat tersebut.

Dengan nada bercanda, Castro bertanya apakah tongkat itu memiliki kesaktian seperti yang punya kepala Suku Indian? Bung Karno tertawa mendengar pertanyaan itu. Dalam beberapa kesempatan, Bung Karno menegaskan, tongkatnya tidak memiliki kesaktian apapun.

Presiden pertama Indonesia itu memang lekat dengan tongkat komandonya. Hampir di setiap kesempatan selalu dibawa. Bukan hanya di dalam negeri, saat bertugas ke luar negeri pun sama. Saat ditanya wartawan perihal tongkat berukuran sekitar 45 centimeter itu, Bung Karno mengaku itu hanya bagian dari penampilan.

Namun, tidak sedikit orang yang menduga kalau Bung Karno punya kekuatan supranatural. Hal itu muncul setelah ia selamat dari beberapa kali upaya pembunuhan. Kolonel (Purn) H.W. Sriyono, seperti diberitakan cnnindonesia, menceritakan tentang upaya-upaya pembunuhan Sang Proklamator.

Mantan ajudan Bung Karno itu mengisahkan pelemparan granat di Sekolah Dasar Cikini. Kala itu Bung Karno sedang mengunjungi sekolah tempat Megawati, anaknya, menimba ilmu. Kendati Bung Karno selamat malah sedikitpun tidak terluka, granat yang meledak itu melukai anak-anak, bahkan ada korban meninggal dunia.

 

Baca : Sejarah Hari Ini; Peringatan Surat Perintah 11 Maret Supersemar

 

Upaya pembunuhan lainnya adalah saat Bung Karno salat Idul Adha pada 14 Mei 1962. Ia ditembak dari jarak dekat oleh orang yang ada di bagian belakang. Kendati peluru melesat dari jarak sekitar enam meter, Bung Karno selamat.

Kendati upaya pembunuhan itu dilakukan penembak jitu alias sniper, tembakannya meleset. Sanusi, penembak jitu itu, mengaku penglihatannya mendadak kabur saat akan menembak. Hal itu terjadi karena sosok Bung Karno tampak bergeser-geser, berpindah-pindah dari satu sisi ke sisi lain.

Bung Karno juga diceritakan selamat dari tembakan brutal dan lemparan bom. Kala itu, suasana Jakarta masih genting. Namun, Bung Karno harus berangkat ke satu tempat. Sebelum berangkat, ia menepuk mobilnya sebanyak tiga kali. Entah apa maksud Bung Karno menepuk mobil itu. Satu hal yang pasti, ia selamat dari serangan tembakan yang pelurunya tidak bisa menembus mobil.

Bukan hanya Bung Karno, Soeharto pun sama. Ia dikabarkan tidak mempan ditembak. Itu terjadi saat serangan umum 1 Maret 1949 kala Yogyakarta diduduki Belanda. Soeharto yang saat itu berpangkat Letkol memimpin serangan umum tersebut.

Dalam buku “Pak Harto Untold Sories” karya Mahpudi cs, staf Letkol Soeharto yang bernama Soerjono menceritakan tentang keberanian Pak Harto dalam menumpas tentara Belanda. Soerjono mengatakan, Pak Harto selalu berada di barisan depan saat menyerang atau diserang Belanda. Sedikitpun tidak ada rasa takut. Pak Harto seperti tidak mempan ditembak.

 

Baca juga : Tanggal Ini, Tujuh Media Era Soeharto Dibredel

 

error: Content is protected !!