Muasal

Hikayat Mesin Jahit Engkol dan Perkembangannya di Indonesia

×

Hikayat Mesin Jahit Engkol dan Perkembangannya di Indonesia

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Sejarah masuknya mesin jahit ke bumi Nusantara ternyata bersamaan dengan masuknya Pemerintahan Kolonial Belanda yang datang untuk menjajah Indonesia. 

Diketahui, mesin jahit yang ditemukan oleh Elias Howe pun kemudian berkembang menjadi berbagai merek mesin jahit di Amerika dan Eropa. 

Pada awalnya, mesin jahit yang dibawa ke Indonesia itu masih digerakkan secara manual dengan menggunakan tangan, memiliki ukuran yang mini mulai daro 10 centimeter hingga 30 centimeter. Sehingga mesin jahit kala itu bisa dibawa ke mana-mana. 

Setelah itu, mesin jahit pun berkembang dengan ditambahkannya penopang meja yang menggunakan bantuan tenaga kaki untuk menggerakkan mesin. Tercatat, mesin jahit Singer yang pertama masuk ke Indonesia adalah model klasik berwarna hitam. 

Selanjutnya berkembang dengan menggunakan tipe mesin flat bed dan hi-speed dengan pola jahitan lurus. Barulah pada tahun 2000-an, Singer mengeluarkan mesin jahit dari bahan plastik, fiber dan portabel dengan beragam pola yang terprogram di mesin jahit yang memudahkan pemakainya.

Dilansir dari berbagai sumber, awalnya mesin jahit yang digunakan adalah mesin sistem engkol. Pada sistem engkol, tangan kiri bertugas untuk memegang dan mengarahkan kain yang dijahit. Sementara tangan kanan digunakan untuk memutar mesin. 

Semakin cepat putaran yang dihasilkan, maka akan semakin cepat pula gerakan jarum jahit. Seiring berjalannya waktu, mesin jahit engkol ini pun digantikan dengan mesin jahit sistem kaki yang dalam perkembangannya bisa dimodifikasi dengan menggunakan motor penggerak.

Kemudian setelahnya, muncul kombinasi mesin jahit yang digerakkan dengan menggunakan tangan dan kaki hingga pada akhirnya memanfaatkan energi listrik. 

Baca : Asal Usul Cermin, Ada Mitos Kesialan Selama Tujuh Tahun

Sementara mesin jahit yang menggunakan kaki, meskipun kebanyakan berukuran lebih besar, namun ada juga yang bisa dijinjing dan berat mesin jahit pun beragam mulai dari 1 kilogram hingga 10 kilogram. 

Untuk mesin yang digunakan dalam menjahit sepatu juga ternyata memiliki ukuran lebih besar dan bobot yang lebih berat dibandingkan dengan mesin jahit pakaian.

Adapun untuk merek mesin jahit yang masuk ke pasar lokal di tanah air kala itu seperti Singer, Butterfly, Pfaff, Miyake, Gritzner-Durlach dan Mouser Specia. Namun ada merek legendaris yang hingga kini masih ada yaitu  Singer, Butterfly dan Pfaff. 

Dalam perkembangan selanjutnya, beberapa merek mesin jahit itu hilang dari pasar Indonesia. Kendati demikian, banyak muncul merek lainnya seperti Brother, Janome dan Juki.

Sebagai salah satu mesin jahit yang merajai pasar Indonesia, Singer yang diciptakan Isaac Merritt Singer pada 1851-an dipasarkan oleh Singer Corporation. 

Namun pada tahun 1865 berganti nama menjadi Singer Manufacturing Company dan berubah lagi menjadi The Singer Company pada tahun 1963. Di sini, Singer kali pertama dipasarkan oleh PT Singer Indonesia. 

Akan tetapi sayangnya, perusahaan itu harus gulung tikar dan diambil alih oleh PT Wijaya Mapan Abadi dan pada tahun 2000-an sudah bukan dipegang lagi oleh Amerika. Singer pun bangkrut, lalu dipegang PT Wijaya Mapan Abadi pada tahun 2003.*

Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini

error: Content is protected !!