Seni Budaya

Ngadu Muncang, Dulu Jadi Alat Unjuk Kesaktian Zaman Kerajaan

×

Ngadu Muncang, Dulu Jadi Alat Unjuk Kesaktian Zaman Kerajaan

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Ngadu muncang merupakan salah satu permainan tradisional dari Indonesia. Biasanya dimainkan oleh anak laki-laki pada musim kemiri. Bila berkaca pada sejarah perjalanan bangsa, ngadu muncang ternyata bukan hanya permainan di kala senggang.

Pada masa Kerajaan Sunda, ngadu muncang dijadikan sebagai alat untuk menunjukkan kesaktian. Siapa yang muncang atau kemirinya paling kuat, ia dipercaya punya kesaktian tinggi. Seiring berjalannya waktu, ngadu muncang jadi bertransformasi jadi permainan anak-anak.

Dalam bermain ngadu muncang, anak-anak menyiapkan muncang andalannya yang telah direndam selama seperempat atau setengah jam di dalam air cuka. Perendaman itu berguna untuk menambah kekuatan kulit muncang. Setelah itu, muncang andalannya pun siap untuk ditandingkan dengan muncang teman se-permainannya.

Baca: Adu Keseimbangan dan Ketangkasan Melalui Permainan Perepet Jengkol

Salah seorang wasit muncang akan memberi aba-aba agar kedua muncang tersebut siap untuk ditandingkan. Setelah itu, biasanya kedua muncang akan diletakan secara vertikal-bertumpuk di atas sebilah bambu yang telah dipotong mendatar. 

Kedua bambu mendatar tersebut pun diletakkan di sisi bawah dan atas kedua tumpukan muncang dengan yang di sisi paling bawahnya itu diberi alas sandal jepit. 

Setelah semua perlengkapan selesai dipersiapkan, seorang wasit muncang akan memberi aba-aba dari satu sampai tiga. Pada hitungan ketiga, wasit selanjutnya memukul tumpukan muncang dengan kayu yang agak besar.

Di akhir permainan, anak-anak pun bisa melihat muncang mana yang masih bertahan dan muncang mana yang telah remuk. Di sinilah, anak-anak mengetahui pihak mana yang lebih unggul atau menang dalam permainan.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

error: Content is protected !!