Koropak.co.id – Ada banyak tradisi unik di Indonesia. Satu di antaranya adalah Gulat Bob. Dinamakan begitu karena dimainkan di rawa atau bob, semacam lapang luas. Masyarakat Marind Anim yang hidup di daratan Kimaam, Papua, biasa melakukan seni tradisi itu.
Seni bukan sembarang seni, tapi ada semangat solusi di baliknya. Gulat Bob dimainkan untuk menyelesaikan suatu masalah yang berhubungan dengan masalah perempuan. Jika ada kekasih direbut lelaki lain, si pacar sebelumnya tidak terima hingga terjadi perkelahian. Para tetua adat lantas memanggil marga atau klan bersangkutan untuk menyelesaikannya dalam pertandingan Gulat Bob.
Menariknya, dalam pertandingan tersebut bukan hanya si pacar yang berantem, tapi juga melibatkan marga atau klan bersangkutan yang akan menurunkan semua laki-lakinya yang dianggap mampu dan kuat.
Pertandingan dipimpin seorang wasit yang berasal dari marga berbeda, dan arena pertandingannya di luar kampung, tepatnya lapang rawa. Biasanya pertandingan tersebut dimainkan pada waktu sore hari.
Baca: Ngadu Muncang, Dulu Jadi Alat Unjuk Kesaktian Zaman Kerajaan
Adapun alat yang digunakan dalam menghitung pertandingan ini adalah pelepah daun sagu. Apabila pihak sebelah kanan yang menang, maka wasit akan metik daun yang berada di sebelah kanan. Begitupun sebaliknya. Siapa yang paling banyak mendapatkan dahan daun, dia yang akan keluar sebagai juara dan berhak atas wanita tersebut.
Dulu, dalam pertandingan Gulat Bob ini, para peserta biasanya menggunakan pakaian tradisional, yaitu tempurung kelapa yang menutup kemaluan atau yang disebut dengan Kuabango. Seiring berjalannya waktu, pakaiannya diganti dengan celana karet.
Kini, pertandingan tersebut telah berubah menjadi suatu permainan masyarakat Kimaam, terkadang ditampilkan pada acara-acara tertentu. Salah satu ruh dalam permainan tersebut adalah melatih kemampuan seorang anak laki-laki menuju kedewasaan.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini: