Video

Karinding Sadulur Awal Tempur Tanpa Figur

×

Karinding Sadulur Awal Tempur Tanpa Figur

Sebarkan artikel ini

 

Koropak.co.id – Ada banyak alasan seseorang dalam berbuat sesuatu. Salah satunya adalah keinginan. Begitupun Karinding Sadulur. Grup musik karinding asal Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, ini semula hanya punya niat bermain karinding. Ya, hanya keinginan. Mereka sama sekali tidak punya pengalaman atau keahlian soal seni karinding.

Kendati merupakan alat musik lawas asli Sunda, saat itu belum banyak orang tahu tentang karinding. Hanya orang-orang tertentu yang mengetahui atau memainkannya. Karinding seakan terasing di tanah sendiri.

Karenanya, tak mudah bagi Sandi dan saudaranya untuk bisa memainkan karinding. Saat sepakat membentuk Karinding Sadulur, mereka belum bisa apa-apa. Jangankan membuat karinding, memainkannya pun belum bisa.

Sandi dan saudaranya hanya bermodal keinginan, tanpa bekal pengalaman atau keahlian dalam memainkan dan membuat alat musik berbahan pelepah aren atau bambu itu. Kendati begitu, mereka terus tempur meski di awal tidak punya figur yang membimbing main karinding.

Sesuai namanya, sadulur yang berarti satu saudara, Karinding Sadulur memang dibentuk oleh tiga saudara kandung. Sandi, bersama kakak dan adiknya, Sonet dan Edoy, sepakat untuk menyuarakan kembali karinding.

Alat musik warisan itu harus kembali berbunyi agar tetap lestari. Berangkat dari tidak tahu apa-apa, secara perlahan Karinding Sadulur berjalan setapak demi setapak. Membaca banyak referensi, kemudian dipraktikkan.

 

Baca: Wow! Karinding Sadulur Diundang di Festival-Congress Dunia

 

Karinding Sadulur yang lantas disingkat kasalur, perlahan menjelma jadi tempat untuk menyalurkan hasrat dan minat pada seni budaya tradisi, terutama karinding.

Berawal dari tidak bisa, akhirnya jadi mahir. Semula cuma tiga orang, berkembang jadi ratusan. Karinding Sadulur tidak kemaruk atau ingin besar sendiri. Maka dibuatlah Lingkar Sekar atau Lingkung Karya Seni Karinding yang di dalamnya ada sekitar 15 grup seni karinding.

Bukan hanya dari Kota Tasikmalaya, tapi juga di luar daerah, seperti Kabupaten Tasikmalaya, Bandung, dan Subang. Mereka di antaranya adalah Sekar Pitaloka, Sekar Wangi Universitas Siliwangi, Sekar Mahkota Universitas Perjuangan, Sekar Tato yang berpusat di Lembaga Pemasyarakatan Tasik, Sekar Sakti di Subang dan lain-lain.

Di Karinding Sadulur sendiri, pemain intinya ada tiga orang, dan pemain tambahan delapan orang. Konsistensi Karinding Sadulur dalam menapaki setiap proses telah berbuah manis. Karinding Sadulur tekun menenun filosofi karinding, yakni sadar dan sabar, sehingga yang semula berangkat dari niat kini telah menebar banyak manfaat.

Semula tidak bisa memainkan, apalagi membuat karinding, kini Sandi bersama tim lain di Karinding Sadulur telah membuktikan konsistensinya dalam berkarya. Alat musik karinding buatan Karinding Sadulur telah diakui dan dipakai seniman-seniman di Surabaya, Yogyakarta, Bali, hingga Jepang, Amerika Serikat, Perancis, dan Belanda.

Karinding Sadulur pun telah membuat sekitar 15 lagu. Selain Hudang Sunda, lagu lainnya adalah Pasir Siloka, Sadudulur, Blek Mejik, Tarasi Tutung, dan Siloka Galunggung. Bahkan, Kariding Sadulur dipercaya menjadi pengisi lagu dalam salah satu film nasional bergenre horor.

Selain itu, salah satu kebanggaan Karinding Sadulur adalah tampil satu panggung bersama musisi sekelas Iwan Fals. Karinding Sadulur juga pernah diundang tampil di Perancis, Belanda, dan Portugal tapi lantaran berbagai hal tidak jadi berangkat. Bila tak ada aral melintang, pada akhir Juli 2022, Karinding Sadulur mendapat kehormatan untuk tampil di Berlin, Jerman.

 

Baca juga: Mengintip Simbol Pembentukan Alam Semesta dari Karinding

 

error: Content is protected !!