Muasal

Kediri, dari Wanita Mandul Hingga Kota Tertua di Indonesia

×

Kediri, dari Wanita Mandul Hingga Kota Tertua di Indonesia

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id, Jawa Timur – Kediri merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Usianya sudah ribuan tahun. Berpijak pada Prasasti Kwak yang dibuat tahun 801 Saka atau 27 Juli 879 Masehi, salah satu kota di Jawa Timur itu sudah berusia 1.143 tahun.

Kendati sudah akrab di telinga, namun tak sedikit yang belum tahu asal-usul nama Kediri. Ada beberapa versi terkait hal itu. Versi pertama menyebutkan, Kediri berasal dari kata kedi yang berarti mandul atau wanita yang tidak datang bulan.

Versi lainnya berpendapat, arti kedi berdasarkan kamus Jawa Kuno Wojo Wasito adalah orang kebiri bidan atau dukun. 

Ada pula cerita dalam lakon wayang, Sang Arjuno sempat menyamar sebagai guru tari di negara Wirata bernama “Kedi Wrakantolo”. Apabila dihubungkan dengan nama tokoh Dewi Kilisuci yang bertapa di Gua Selongmangleng, maka kedi akan mengacu pada arti suci atau wadad.

Pendapat lainnya, kediri berasal dari kata diri yang berarti adeg, andhiri, menghadiri atau menjadi raja dalam bahasa Jawa Jumenengan. Selain itu, nama Kediri banyak tercatat dalam literatur kuno, seperti Paraton, Negara Kertagama, serta pada prasasti kuno.

Ada beberapa prasasti juga yang menyebutkan nama Kediri, salah satunya adalah Prasasti Ceker. Di dalam Prasasti Ceker itu tertulis, “Sri Maharaja Masuk Ri Siminaniring Bhuwi Kadiri” yang jika diartikan adalah “raja telah kembali”.

Baca: Hidupkan Lagi Sejarah Kediri-Bali Melalui Pagelaran Puri Klungkungan

Diketahui, zaman dahulu, kawasan Kediri merupakan Kerajaan Medang yang saat itu dipimpin oleh Prabu Airlangga, seorang sosok religius. Di masa tuanya, ia ingin menjadi seorang pertapa. Diceritakan, tanah yang terkena air dari kendi berubah menjadi sungai yang kini dikenal dengan Sungai Brantas. Kerajaan Medang pun terbagi menjadi dua wilayah yang dibatasi Sungai Brantas. 

Prabu Airlangga menyerahkan kedua bagian dari Kerajaan Medang yang dibatasi Sungai Brantas kepada kedua putranya, dengan bagian sebelah timur diserahkan kepada Raden Jayengrana yang diberi nama Kerajaan Jenggala. Sedangkan bagian barat sungai diberikan kepada Raden Jayanagara yang diberi nama Kerajaan Kadiri atau yang kini dikenal dengan nama Kediri.

Berdasarkan artefak arkeologi yang ditemukan pada 2007, diketahui daerah sekitar Kediri menjadi lokasi dari Kerajaan Kediri, sebuah kerajaan Hindu pada abad ke-11. 

Berdasarkan Serat Calon Arang, pada awalnya Kediri merupakan pemukiman perkotaan yang dimulai ketika Airlangga memindahkan pusat pemerintahan kerajaannya dari Kahuripan ke Dahanapura (Kota Api) yang selanjutnya lebih dikenal sebagai Daha. 

Sepeninggal Raja Airlangga, wilayah Medang dibagi menjadi dua, yakni wilayah Panjalu di bagian barat dan Janggala di bagian timur. Sedangkan Daha sendiri menjadi pusat pemerintahan dari Kerajaan Panjalu yang oleh sebagian penulis disebut sebagai Kerajaan Kadiri atau Kediri dan Kahuripan menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Jenggala. 

Dalam memperingati Hari Jadi Kota Kediri, biasanya setiap tahunnya diadakan ritual adat yang disakralkan, yakni Manusuk Sima. Itu adalah napak tilas sebuah peristiwa tentang sejarah berdirinya Kota Kediri.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

error: Content is protected !!