Muasal

Namanya Lontong Kupang, Tapi Asalnya dari Sidoarjo

×

Namanya Lontong Kupang, Tapi Asalnya dari Sidoarjo

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id, Jawa Timur – Meskipun kuliner ini dinamakan lontong kupang, kalian jangan sampai terkecoh, karena makanan tradisional ini bukan berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), melainkan berasal dari Kabupaten Sidoardjo, dan bisa ditemui juga di kota-kota lain di Jawa Timur.

Diketahui, nama “Kupang” sendiri merujuk pada hewan laut sejenis kerang kecil seukuran beras atau biji kedelai. Biasanya hewan ini akan mudah ditemukan di pinggir pantai atau lumpur berair asin serta hidup di daerah berombak kecil. 

Bahkan, saat musim penghujan dan keadaan ombak di pesisir pantai kecil, jumlah kupang yang ada di perairan pantai yang berlumpur menjadi lebih banyak. Akan tetapi saat musim kemarau, jumlah kupang justru semakin lebih banyak daripada musim penghujan.

Menariknya, kupang ini memiliki beberapa kandungan yang baik untuk tubuh seperti zat besi (Fe) yang diperlukan tubuh untuk pembentukan sel-sel darah merah dan zinc atau seng (Zn) yang merupakan komponen penting beberapa enzim untuk sistem metabolisme tubuh.

Selain itu, kupang juga mengandung asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan tubuh untuk membantu metabolisme kolesterol. Di sisi lain, kandungan protein dari kupang juga ternyata cukup tinggi, sehingga membuatnya bisa menjadi alternatif sumber protein hewani.

Meskipun begitu, tidak semua jenis kupang cocok untuk diolah menjadi lontong kupang. Hanya kupang putih atau Corbula faba Hinds dan kupang merah atau Musculitas Senhausia yang bisa diolah menjadi kuliner khas Sidoardjo itu.

Untuk membuat lontong kupang juga terbilang cukup mudah. Pertama, kupang harus terlebih dahulu dicuci hingga bersih, lalu direbus. Setelah masak, angkat dan tiriskan kupang. 

Baca: Asal Usul Lontong Balap, Kuliner Khas Surabaya yang Melegenda

Barulah setelah itu, kupang ditambahkan ke dalam lontong dan lentho atau campuran singkong parut, kacang tolo, kelapa parut, dan bumbu yang terdiri dari bawang putih, ketumbar, garam, dan gula. Selanjutnya, berilah kuah petis dan sedikit perasan jeruk nipis, maka lontong kupang pun siap disajikan. 

Biasanya, lontong kupang ini bersanding dengan sate kerang dan es degan atau kelapa muda untuk mengurangi alergi. Sementara itu, untuk asal-usul lontong kupang sendiri hingga saat ini tidak dapat ditelusuri secara pasti. 

Namun berdasarkan penelitian Rahma Sasi Safrida dan Dwi Kristiastuti Suwardiah dalam “Sejarah dan Keberlanjutan Kupang Lontong di Kabupaten Sidoarjo” pada Jurnal Tata Boga Volume 5 Nomor 3 Tahun 2017, lontong kupang awalnya ditemukan di Desa Balongdowo yang kemudian diwariskan secara turun-temurun.

Berdasarkan kepercayaan masyarakat Balongdowo, keberadaan kupang di laut yang melimpah juga erat kaitannya dengan Dewi Sekardadu, atau dewi kemakmuran. Dewi Sekardadu sendiri merupakan seorang putri dari Blambangan yang meninggal di laut. 

Jasadnya pun ditemukan oleh nelayan kupang dari Balongdowo. Sejak saat itulah, para nelayan kupang melakukan upacara Nyadran setiap bulan Maulud atau Maulid menjelang Ramadan. Karena mereka juga meyakini bahwa Dewi Sekardadu senantiasa menjaga keberadaan kupang agar bisa diambil dan dikonsumsi warga Balongdowo.

Keberadaan lontong kupang itu juga bisa dijejaki dari cerita para tetua di Sidoardjo yang mengatakan bahwa kupang lontong sudah ada sejak mereka kecil. 

Seiring perjalanannya, lontong kupang pun kemudian merambah ke Surabaya hingga membuat lontong kupang tersebut sebagai salah satu makanan khas Surabaya yang sudah berusia lama.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

error: Content is protected !!