Video

Sumpit, Cara Raja Pamerkan Gaya Hidup Mewah

×

Sumpit, Cara Raja Pamerkan Gaya Hidup Mewah

Sebarkan artikel ini

 

Koropak.co.id – Para penggemar mi pastinya sudah familiar dengan alat bantu yang satu ini: sumpit. Alat makan yang satu ini tersedia dalam berbagai bahan, mulai dari sumpit bambu atau yang sekali pakai, sumpit kayu, plastik hingga yang berbahan logam.

Namun, kendati sudah familiar, masih banyak orang yang belum tahu sejarahnya. Meskipun penduduk Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, Vietnam, termasuk Indonesia sudah terbiasa menggunakan sumpit, alat ini ternyata disebut-sebut berasal dari Tiongkok.

Sumpit diduga sudah ada sejak zaman Neolitik, tepatnya sekitar 5.000 tahun Sebelum Masehi. Pendapat tersebut bermula dari ditemukannya dua ribu jenis benda arkeologi, dengan 42 jenis di antaranya berbentuk batang berukuran panjang 9,2 s.d. 18,5 sentimeter, dengan diameter 0,3 s.d. 0,9 sentimeter.

Benda yang diduga sumpit itu terbuat dari tulang binatang dan ditemukan di sebuah situs arkeologi Longqiuzhang, daerah Gaoyu, Provinsi Jiangsu, dalam kegiatan ekskavasi yang dilakukan selama 1993 s.d. 1995-an.

Menurut cerita, sumpit kayu pertama kalinya dibuat oleh pendiri Dinasti Xia, Da Yu pada 2011 s.d. 1600 tahun Sebelum Masehi. Kala itu, ia tengah bersiap untuk menghadapi banjir besar. Menjelang waktu makan, Da Yu pun mematahkan ranting dan menjadikannya sebagai alat makan.

 

Baca: Sumpit, Cara Raja Pamerkan Gaya Hidup Mewah

 

Ada juga kisah lainnya yang berasal dari masa Raja Zhou pada 1105 s.d. 1046. Saat itu, raja terakhir Dinasti Shang itu menggunakan sumpit gading untuk menyantap makanannya. Raja Zhou sengaja menggunakan sumpit gading untuk menggambarkan gaya hidup mewah dirinya bersama dengan keluarganya.

Sejak saat itu, sumpit akhirnya menjadi alat makan yang penting untuk digunakan bersamaan dengan mulai banyaknya makanan berbahan dasar tepung, seperti mi, dimsum, dan kue dadar yang dibuat.

Dalam bahasa Cina Klasik, sumpit disebut juga dengan zhu yang terdiri dari bambu dan memiliki karakter membantu. Setelah itu, sumpit pun akhirnya identik terbuat dari bambu.

Dalam kebudayaan Cina, sumpit tidak hanya digunakan sebagai alat makan saja, melainkan juga dijadikan sebagai simbol budaya. Bahkan sumpit tersebut sering dijadikan sebagai hadiah pernikahan, tanda cinta pasangan, dan harapan bahagia bagi pengantin.

Pada masa Dinasti Song abad ke-14, penggunaan sumpit menyebar luas di daratan Cina. Hal itu dibuktikan dengan digunakannya sumpit dalam berbagai kesempatan jamuan dan makan sehari-hari.

Di sisi lain, sumpit sudah menjadi bagian penting dalam budaya tradisi komunal makan meja  bundar. Pada abad ke-7, sumpit mulai digunakan masyarakat Jepang hingga menyebar di masyarakat Korea.

 

Baca juga: Antara Sendok, Garpu dan Pisau, Mana yang Lebih Dulu?

 

error: Content is protected !!