Seni Budaya

Tari Remo; Khas Jombang yang Terlahir dari Seniman Jalanan

×

Tari Remo; Khas Jombang yang Terlahir dari Seniman Jalanan

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id, Jawa Timur – Tari Remo merupakan salah satu kesenian tari tradisional yang berasal dari Jombang, Jawa Timur. Selain itu, tari tradisional yang satu ini dipentaskan untuk menyambut tamu agung dan ditampilkan baik secara perorangan maupun kelompok.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam “Ensiklopedia Tari Indonesia” menuliskan bahwa tari remo di daerah Madura juga disebut sebagai Tok otok. Biasanya, tarian tradisional ditampilkan oleh para penari perempuan. Akan tetapi, terkadang ada juga penari laki-laki yang mendapatkan riasan wajah seperti perempuan. 

Diketahui, para penari laki-laki itu disebut sebagai tanda dalam tari remo. Tarian khas Jombang ini juga dikenal sebagai tari tradisional yang bersifat spontan. Artinya, gerakan yang ada pada tariannya akan menyesuaikan irama gending dan menciptakan suatu suasana yang gembira, akrab serta meriah. 

Berdasarkan catatan sejarahnya, tari remo atau yang dikenal juga dengan sebutan Ngremo ini berasal dari salah satu desa di Jombang yakni Desa Ceweng, Kecamatan Diwek. 

Konon katanya, dulu tarian ini diciptakan oleh seniman jalanan bernama Cak Mo yang pernah menjadi Gemblak dalam sebuah grup reog di Ponorogo dengan mengusung tema atau cerita pangeran gagah nan berani. 

Awalnya, tarian ini hanya diperkenalkan di jalanan atau istilahnya mengamen. Akan tetapi sejak 1920-an, tarian satu ini mulai mengalami perkembangan pesat bersamaan dengan kesenian Ludruk. Di tahun itu, tarian ini juga dikenal memiliki sifat yang sangat religius. 

Akan tetapi seiring perjalanannya mengalami pergeseran sebagai kesenian yang dipergunakan untuk menghibur masyarakat. Hingga kini, tarian asal Jawa Timur ini kerap sekali dipertunjukan di berbagai acara tertentu, termasuk juga sebagai tarian pembukaan pentas Ludruk. 

Di sisi lain, banyak juga yang menggunakannya sebagai sarana komunikasi. Apabila Ludruk dan Ngremo dijadikan satu, maka hal tersebut akan menggambarkan suatu realitas politik di masa pergerakan. Di mana tariannya ini akan menjadi sangat khas dengan tema keprajuritannya.

Konon dahulunya Ngremo hanya dilakukan oleh kaum pria saja dikarenakan sesuai dengan tema yang diusungnya. Namun seiring berjalannya waktu, kini tari remo yang berasal dari Jawa Timur ini sudah banyak dibawakan oleh perempuan. Sehingga membuat tarian ini disebut juga sebagai Tari Remo Wanita. 

Kendati dilakukan oleh perempuan, untuk pakaian yang dikenakan tetap busana pria dan aura yang dipancarkan pun tidak jauh berbeda. Tak hanya dikembangkan di daerah Jombang, Ngremo turut disebarkan ke berbagai daerah lainnya di Provinsi Jawa Timur.

Baca: Turonggo Seto, Tarian Keprajuritan Lokal dari Lembah Merapi-Merbabu

Dimana dalam perkembangan ini sangat berkaitan dengan adanya akulturasi adat dan budaya di masing masing daerah, diantaranya Gaya Surabayanan dari Surabaya, Gaya Jombang dari Jombang, Gaya Malangan dari Malang, dan masih banyak lainnya.

Selain memiliki sejarah yang panjang, tari remo juga mengandung makna dan filosofi mendalam. Seperti gerakan gedrug atau gerakan menghentakan bumi pada tari remo, menjadi simbol kesadaran manusia atas kehidupan yang dia jalani di muka bumi.

Selain itu, dikarenakan tari tradisional ini merupakan tarian yang menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran, tentunya tidak mengherankan apabila gerakan-gerakan yang ada pada tarian ini terkesan tegas, kuat dan maskulin.

Sementara itu, secara umum gerakan yang ada pada tarian ini mengandalkan gerak tari yang dinamis, terutama dengan tambahan aksesoris lonceng yang ditaruh pada bagian kaki penari. Dengan tambahan lonceng tersebut, maka akan membuat kaki penari semakin terlihat atraktif seiring dengan tabuhan musik gamelan sebagai penggantinya.

Selain gerakan gedrug, ada juga gerakan gendewa yang memiliki makna bahwa setiap pergerakan manusia, sangat cepat seperti anak panah yang lepas dari busurnya. Kemudian ada juga makna dari gerakan tepisan yang mengandalkan kecekatan dan kecepatan tangan ketika bergerak.

Selanjutnya ada pula gerakan tarian menggesekan kedua telapak tangan yang memiliki makna sebagai simbol penyatuan kekuatan yang ada dalam diri seorang manusia, dan Ngore Remo yaitu gerakan yang seperti merias diri, terutama pada bagian rambut.

Untuk busana atau pakaian dari penari Remo juga ada berbagai macam gaya, mulai dari Gaya Sawunggaling, Surabayan, Malangan, dan Jombangan. Kemudian ada juga busana yang khas dipakai bagi Tari Remo gaya perempuan. 

Sedangkan untuk musik yang mengiringi tari remo ini adalah gamelan yang biasanya terdiri dari bonang barung atau babok, bonang penerus, saron, gambang, gender, slentem siter, seruling, kethuk, kenong, kempul, dan gong. 

Sementara jenis irama yang sering dibawakan untuk mengiringi tari remo yaitu Jula-Juli dan Tropongan. Akan tetapi ada juga yang berupa gending Walangkekek, Gedok Rancak, Krucilan atau gending-gending kreasi baru.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

error: Content is protected !!