Koropak.co.id – Menjadi kaya banyak harta benda merupakan ambisi kebanyakan orang. Segala cara dilakukan agar menjadi si raja kaya. Bermacam upaya ditempuh demi merengkuh harta bergelimang. Malah banyak yang nekat melakukan cara-cara kotor untuk mendapatkannya. Tak mengapa melabrak norma dan aturan asalkan bisa disebut sultan.
Sebenarnya tak harus seperti itu juga. Masih banyak hal positif yang bisa dilakukan agar bisa memiliki banyak harta. Dalam Serat Rajabrana, salah satu karya sasta Jawa yang berisi kearifan lokal, dijabarkan petuah-petuah untuk menjadi orang yang kaya raya.
Sumarsih, dalam tulisannya yang dimuat di laman ugm.ac.id, memaparkan tujuh cara yang bisa dilakukan untuk menjadi kaya. Sebagai karya sastra Jawa yang berisi kearifan lokal, Serat Rajabrana layak dijadikan contoh pembentukan karakter generasi saat ini. Sejatinya, karya sastra mengemban fungsi menggerakkan pembaca untuk bersikap dan bergerak melakukan sesuatu.
Dalam Serat Rajabrana disebutkan tujuh cara untuk mendapatkan kekayaan melalui cara yang semestinya. Pertama, senang mengurangi makan minum. Dua, tidak boros dalam menggunakan uang dan barang. Tiga, bekerja yang menghasilkan. Empat, menabung penghasilan. Lima, menggunakan waktu dengan teratur. Enam, telaten. Tujuh, selalu berhati-hati agar tidak rugi dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa.
Ketujuh cara itu harus dilakukan terus-menerus disertai kemauan yang keras dan pantang menyerah. Sebagai makhluk berakal, setiap orang punya kemampuan untuk berpikir dan berusaha untuk menjadi kaya.
Selain tujuh cara yang disebutkan tadi, ada hal-hal lain yang juga mesti dilakukan, di antaranya gemi, rigen atau cekatan dan banyak akal, hati-hati dalam bertindak, tidak suka berutang, dan mugen atau tekun dalam melakukan pekerjaan. Setiap tugas dikerjakan sampai tuntas tanpa lalai atau berpaling ke pekerjaan lain.
Baca: Lebih Dekat dengan Prosa Cerita Melayu
Gemi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti hemat. Lebih luasnya, seperti yang ditulis dalam Serat Rajabrana, selain pandai menyimpan penghasilan, sikap gemi tercermin dalam perilaku tidak menggunakan harta untuk keperluan mubazir, serta menerima apa adanya dan sederhana.
Ada pula hal lain yang harus diperhatikan agar tidak celaka atau jatuh miskin. Selain jangan sombong dan merasa kaya, watak yang harus dijauhi adalah suka mencela atau menghina sesama. Adapun yang harus dikedepankan adalah saling mencintai dan mengasihi seluruh makhluk.
Petuah lain yang ditulis dalam Serat Rajabrana itu terkait hal-hal yang menimbulkan keuntungan dan kerugian. Ditegaskan, munculnya keberuntungan itu lantaran usaha dan mampu mengendalikan hati.
Selain itu, kalau melakukan pekerjaan harus serius dan terpusat pada yang dikerjakan, kalau menolong harus disertai pengorbanan sesuai kemampuan, serta kalau berteman mesti selalu rukun dan sejalan.
Lantas apa yang disebut kaya? Dalam Serat Rajabrana, yang disebut orang kaya adalah mereka yang memiliki harta kekayaan yang bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga, tidak punya utang, dan memiliki rumah yang pantas untuk menerima tamu dengan baik.
Orang kaya harus sangat berhati-hati, karena kekayaan yang dimilikinya bisa menjadi pintu masuknya celaka. Orang kaya harus mempunyai tujuan mulia, seperti hemat tapi tidak kikir, memberi tanpa boros, menolong tanpa merendahkan, dan tetap berperilaku sederhana.
Baca juga: Mengenal Aksara Lota Ende dan Keberadaannya Kini