Koropak.co.id, Jakarta – Provinsi DKI Jakarta, menjadi rumah bagi masyarakat Betawi dengan berbagai kuliner khasnya yang menggugah selera. Sebut saja yang terkenal ada kerak telor, kemudian ada juga soto Betawi hingga nasi ulam. Belum lagi berbagai makanan ringan yang khas dan tak kalah enaknya untuk dicicipi.
Selain kerak telor dan soto Betawi, Ada satu lagi makanan khas Betawi yang wajib dicicipi ketika kalian berkunjung ke Jakarta. Namanya Mi Juhi atau kerap juga disebut sebagai Rujak Juhi.
Mungkin makanan yang satu ini cukup asing karena jarang didengar. Selain itu, kepopulerannya juga masih kalah dengan kuliner-kuliner khas Jakarta lainnya. Selain itu, pedagang yang menjual mi juhi di daerah Jakarta juga kini sudah semakin langka.
Berdasarkan sejarahnya, Batavia (sekarang Jakarta) yang menjadi rumah bagi masyarakat Betawi, merupakan sebuah daerah yang menjadi pusat bertemunya berbagai orang dari latar belakang suku dan budaya yang berbeda-beda.
Tujuan mereka datang ke Batavia pun tentunya berbeda-beda, entah itu untuk bekerja, berdagang, bahkan ada yang memutuskan menetap. Seiring berjalannya waktu, mereka pada akhirnya menyatu dan melebur menjadi sebuah masyarakat yang baru. Sehingga secara tidak langsung hal tersebut juga semakin memperkaya jejak sejarah dan budaya Betawi.
Kemudian hasil dari bertemunya berbagai latar belakang budaya ini jugalah yang tentunya turut menciptakan berbagai hal-hal yang baru, termasuk masalah kulinernya seperti mi juhi. Pasalnya, makanan khas Betawi ini turut dipengaruhi kuliner khas Tionghoa, Jawa, dan Sunda.
Unsur Tionghoa pada makanan Betawi ini bisa dilihat dari bahan juhi yang dipakainya. Bagi yang belum mengetahui, “Juhi” merupakan nama dari olahan fermentasi cumi-cumi atau sotong yang dinamai oleh masyarakat Tiongkok. Bukan hanya itu saja, penggunaan mi pada kuliner yang satu ini juga terpengaruh dari budaya Tionghoa.
Baca: Kering Kentang Sering Disebut Mustofa, Kenapa?
Kemudian untuk unsur rujaknya, menjadi representasi dari masyarakat Jawa dan Sunda. Dilansir dari laman Indonesia Kaya, rujak dikenal sebagai kudapan yang sangat populer dalam kebudayaan masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan popularitasnya juga ditemui di wilayah Jawa Barat.
Dengan bertemunya suku bangsa itu dalam satu daerah, maka terciptalah rujak juhi. Makanan yang terdiri dari mi yang dicampur dengan bumbu kacang dan ditaburi juhi, dilengkapi juga dengan sayuran segar seperti timun, selada, kol, dan kentang. Tak lupa juga kerupuk mie khas Betawi atau emping yang turut menyempurnakan kelezatannya.
Ketika disantap, cita rasa dari makanan ini tergolong cukup unik. Sebab, saat masuk ke mulut ada berbagai sensasi seperti manis, asin, gurih, hingga asam-asam segar yang dirasakan. Perpaduan rasa inilah yang menjadi cita rasa tersendiri hingga membuat mi juhi terasa otentik sebagai kuliner khas Betawi.
Diketahui selama beberapa dekade silam, mi juhi terbilang cukup populer dijajakan oleh pedagang kaki lima di kawasan Jakarta. Namun seiring berkembangnya zaman, saat ini penjual mi juhi sudah semakin sedikit.
Salah satu alasan mengapa kuliner ini semakin jarang dijual, karena bahan juhi yang menjadi unsur utama mi tergolong dibanderol dengan harga yang mahal dan semakin sulit juga untuk dicari.
Dimana untuk harga juhi mentah bisa lebih dari Rp300 ribu per kilo. Sementara untuk yang sudah matang harganya bisa mencapai Rp600 ribu.
Biasanya, mi juhi ini akan banyak dijual ketika di bulan Ramadan. Sehingga membuatnya kerap menjadi buruan untuk takjil. Selain itu, mi juhi juga kerap hadir dalam acara-acara masyarakat Betawi atau festival budaya.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini: