Seni Budaya

Mengenal Ronggeng Bugis, Tari Komedi Khas Cirebon

×

Mengenal Ronggeng Bugis, Tari Komedi Khas Cirebon

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id, Jawa Barat – Tari Ronggeng Bugis atau yang biasa disebut juga dengan tari Telik Sandi, merupakan tari tradisional khas Cirebon, Jawa Barat. Tari Ronggeng Bugis juga dikenal sebagai pergelaran tari komedi yang dimainkan oleh penari laki-laki yang menggunakan busana perempuan.

Menariknya, busana perempuan yang digunakan para penari laki-laki itu adalah busana mirip badut, sehingga mengundang gelak tawa orang yang melihat pertunjukannya. Meskipun dinamakan tari Ronggeng Bugis, namun tarian tradisional ini bukan berasal dari Bugis, Sulawesi Selatan, melainkan berasal dari Cirebon, Jawa Barat.

Berdasarkan sejarahnya, diceritakan pada saat daerah Cirebon terbebas dari kekuasaan Kerajaan Maharaja Pakuan Pajajaran, Sunan Gunung Jati pun menyatakan kemerdekaan lalu membentuk sebuah kelompok yang dinamakan Pasukan Telik Sandi.

Pasukan Telik Sandi yang dibentuk Sunan Gunung Jati itu pun bertugas melakukan kegiatan spionase di wilayah Pajajaran untuk mengetahui deklarasi kewenangan penuh negara Islam di Cirebon yang memiliki keunikan tari Nusantara. Diketahui, saat itu Kerajaan Cirebon dibantu oleh pasukan Bugis yang ada di Cirebon.

Dengan menyamar sebagai ronggeng yang biasanya adalah wanita ini, akan tetapi kala itu digantikan oleh pria yang berdandan layaknya seorang penari wanita. Berawal dari penyamaran yang dilakukan oleh para pasukan yang bermacam-macam jenisnya itu, berhasil membawa kemenangan bagi misi pasukan Sunan Gunung Jati.

Namun seiring berjalannya waktu, tarian ini pada akhirnya beralih fungsi menjadi seni pertunjukan bagi masyarakat. Biasanya, dalam pementasan Ronggeng Bugis, akan diiringi gamelan atau waditra yang terdiri dari kelenang, gong kecil, kendang kecil, kecrek, dan saron.

Sementara itu, untuk busana yang dipakai para penari yang semuanya laki-laki ini, biasanya menggunakan kebaya dengan warna menyolok dan terang. Kemudian ditambah sanggul kecil yang ditempelkan di belakang kepala pada posisi miring.

Baca: Tari Remo; Khas Jombang yang Terlahir dari Seniman Jalanan

Tak ketinggalan juga para penari akan bermake up mencolok dan gambar bibir yang miring. Sehingga perpaduan seluruh hiasan yang digunakan pada penari pun akan memunculkan kesan lucu yang mengundang tawa.

Uniknya lagi, tata rias dan pakaian yang digunakan para penari juga tidak selamanya baku, dan semuanya dapat berubah-ubah sesuai dengan bayangan kesan yang akan mengundang gelak tawa penonton. Selanjutnya, untuk jumlah penari pada satu pementasan Tari Ronggeng Bugis ini tidak ditentukan secara khusus.

Akan tetapi biasanya rata-rata penari Ronggeng Bugis berjumlah sebanyak empat s.d sembilan orang penari, dan jumlah penarinya itu juga akan disesuaikan dengan luas arena pertunjukkan. Pasalnya tarian tersebut rata-rata memerlukan arena yang cukup luas.

Alasannya dikarenakan dalam pertunjukkannya, para penari akan melakukan gerakan lincah dan atraktif. Untuk atraksi tariannya akan dimulai dengan munculnya seorang penari yang memperagakan gerakan lucu. Selain itu, untuk gerakan tarian yang dibawakannya juga beritmik pelan dan gemulai.

Setelah itu, muncul enam penari lain secara beriringan melakukan gerakan tari yang sama, berlenggang-lenggok dengan berbagai gerakan hingga masuk ke gerakan selanjutnya yang mengandung cerita lucu. Berbagai gerakan lucu tersebut biasanya akan berlangsung sepuluh hingga lima belas menit.

Kelucuan pertunjukan Tari Ronggeng Bugis ini tentunya tidak terbatas pada gerakan saja, melainkan juga memanfaatkan hiasan yang dikenakan. Seperti, sanggul salah seorang penari copot lalu sanggul itu dilemparkan ke arah pemain gamelan, dan lain sebagainya.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

error: Content is protected !!