Video

Demak; Sebelum Jadi Kesultanan, Semula Pesantren Kini Kabupaten

×

Demak; Sebelum Jadi Kesultanan, Semula Pesantren Kini Kabupaten

Sebarkan artikel ini

 

Koropak.co.id – Ini adalah Masjid Agung Demak yang berada di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Jika dilihat dari luar, sepintas tidak ada yang terlalu istimewa dari masjid yang satu ini. Bangunan dan ornamen luarnya terlihat sederhana, tidak semewah dan semegah masjid yang sempat viral beberapa waktu lalu.

Namun, kemewahan masjid ini tidak terletak dari corak dan bentuk fisiknya. Ada nilai yang maha mahal di balik kesederhanaannya. Selain merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia, Masjid Agung Demak menjadi bukti kebesaran kesultanan Islam pertama di wilayah Jawa.

Dulu, saat menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, para wali sanga atau wali songo kerap berkumpul di masjid ini. Karena itulah mengapa hingga kini Kabupaten Demak kerap disebut juga sebagai kota wali.

Adalah Raden Patah yang berjasa dengan keberadaan masjid ini. Tapi bukan hanya masjid, ia juga merupakan peletak pertama dan utama dari berdirinya sebuah daerah yang kini bernama Kabupaten Demak.

Awalnya, Raden Patah diperintahkan gurunya, Sunan Ampel, untuk membuka satu perkampungan baru dan menyebarkan Islam di sana. Ia diberi petunjuk oleh gurunya untuk berangkat ke arah barat, ke satu tempat yang ditumbuhi gelagah atau ilalang yang wangi.

Raden Patah patuh. Dengan sepenuh hati ia melaksanakan titah gurunya. Setelah mendapatkan tempat seperti yang diamanatkan gurunya, Raden Patah segera menebangi dan membersihkan pada rumput ilalang. Lambat laun, tempat tersebut berubah menjadi pusat belajar agama Islam.

Banyak orang bermukim untuk menjadi santrinya. Bukan hanya penduduk sekitar, banyak pula yang berasal dari negeri seberang sengaja datang ke tempat Raden Patah.

Dari sanalah mulai berdiri pesantren. Di kemudian hari, pesantren itu menjelma jadi kerajaan. Perubahan itu tidak terlepas dari status Raden Patah yang disebut-sebut sebagai putra Prabu Brawijaya V atau Prabu Kertabumi, raja terakhir Kerajaan Majapahit.

 

Baca: Perjanjian Salatiga dan Berakhirnya Kekuasaan Mataram Islam di Pulau Jawa

 

Semula merupakan daerah kadipaten di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, Raden Patah berhasil membangun dan mengembangkan tempat yang dirintisnya hingga berubah menjadi Kesultanan Demak, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.

Ada pergulatan politik sebelum berdirinya Kerajaan Demak. Kala itu, di pusat Kerajaan Majapahit terjadi pertentangan antara keturunan Dinasti Singosari dengan Kediri. Puncaknya, Majapahit diserang hingga menewaskan Prabu Kertabumi.

Penyerbuan yang menyebabkan ayahnya meninggal dunia itu membuat Raden Patah marah. Ia lantas mengirimkan pasukan perang yang dipimpin Pangeran Kudus, hingga berhasil mengalahkan Majapahit.

Kemenangan itu membuat Demak menjadi penguasa Jawa. Atas dukungan para wali dan penguasa wilayah, Raden Patah dinobatkan sebagai Sultan Demak pertama dengan gelar Senopati Jimbun Ngabdul Rahman Penembahan Palembang Sayidin Panatagama.

Kepemimpinan Raden Saleh dengan bimbingan wali sanga berhasil membawa Kesultanan Demak menjadi kerajaan Islam yang diperhitungkan. Pengaruh kekuasaannya meluas hingga ke Kalimantan.

Salah satu bukti kebesaran Kesultanan Demak yang masih bertahan dan berfungsi sampai sekarang adalah Masjid Agung Demak. Masjid tersebut dipercaya sering dijadikan tempat berkumpulnya para ulama Nusantara.

Ada beberapa versi terkait pembangunan masjid tersebut. Satu sumber menyebutkan dibangun pada 1477 Masehi, sedangkan sumber lain tahun1479 Masehi. Terlepas dari hal itu, untuk mengabadikan masjid tersebut, Pemerintah Kabupaten Demak memasukkan gambar masjid ke dalam lambang daerah. Selain itu, penobatan Raden Saleh sebagai Sultan Demak pada 12 Rabiul Awal 1425 Saka atau 28 Maret Masehi dijadikan sebagai Hari Jadi Kabupaten Demak.

 

Baca juga: Ketahui 6 Masjid Tertua di Indonesia, Ada yang Berdiri Sejak 1288

 

error: Content is protected !!