Muasal

Sejarah 29 Maret; Nasional Borneo Kongres Ke-2 Digelar di Banjarmasin

×

Sejarah 29 Maret; Nasional Borneo Kongres Ke-2 Digelar di Banjarmasin

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id, Kalimantan Selatan – Tanggal 29 Maret 1924 menjadi momen bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pasalnya di tanggal tersebut dilaksanakan Nasional Borneo Kongres Ke-2 yang digelar di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Nasional Borneo Kongres sendiri merupakan salah satu sarana politik HOS Cokroaminoto untuk tanah seberang, guna menggalang kekuatan rakyat untuk menentang kolonialisme Belanda.

Nasional Borneo Kongres dilaksanakan dengan menghimpun peserta dari wakil-wakil rakyat Kalimantan Selatan (dan Tengah), Kalimantan Timur dan wakil-wakil Sjarikat Dajak (Pakat Dajak), baik itu dari golongan Islam maupun golongan lainnya.

Melalui Nasional Borneo Kongres, Sarekat Islam (SI) berhasil meningkatkan rasa kesadaran manusia Bumiputera Borneo untuk meningkatkan derajat kehidupan rakyat Borneo agar sejajar dengan suku-suku lainnya.

Kemudian juga memuliakan kepribadian bangsa dan menghargai barang buatan sendiri, lalu bersama rakyat Hindia lainnya mencapai Kemerdekaan Hindia dengan melalui saluran hukum yang berlaku.

Baca: Kisah Pangeran Diponegoro; Tertangkap Belanda Hingga Diasingkan ke Manado

Diketahui, Sarekat Islam atau Syarikat Islam (SI) merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam yang menentang politik Belanda memberi keleluasaan masuknya pedagang asing untuk menguasai komplar ekonomi rakyat.

Organisasi yang dulunya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) ini didirikan pada 16 Oktober 1905 oleh Haji Samanhudi. SDI juga merupakan organisasi yang pertama kali lahir di Indonesia. Dalam kongres pertama SDI yang digelar di Solo pada 1906, namanya pun ditukar menjadi Sarikat Islam. 

Selanjutnya pada 10 September 1912-an, berkat keadaan politik dan sosial pada masa itu, HOS Tjokroaminoto menghadap notaris B. ter Kuile di Solo untuk membuat Sarikat Islam sebagai Badan Hukum dengan Anggaran Dasar SI yang baru.

Empat hari kemudian atau tepatnya pada 14 September 1912, Sarikat Islam pun mendapatkan pengakuan dan disahkan oleh Pemerintah Belanda. 

Setelah itu, HOS Tjokroaminoto mengubah yuridiksi SDI menjadi lebih luas dari yang dulunya hanya mencakupi permasalahan ekonomi dan sosial. Kemudian berkembang ke arah politik dan Agama untuk menyumbangkan semangat perjuangan islam dalam semangat juang rakyat terhadap kolonialisme dan imperialisme.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

error: Content is protected !!