Si Manis Legit Wajik Ketan dan Filosofi yang Terkandung di Dalamnya

Koropak.co.id, 01 April 2023 07:10:56
Penulis : Muhamad Eris
Si Manis Legit Wajik Ketan dan Filosofi yang Terkandung di Dalamnya


Koropak.co.id, Jawa Tengah - Apakah kalian pernah mencoba wajik ketan? Ya, kudapan bertekstur lengket dengan cita rasanya yang manis legit ini merupakan makanan yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Jawa. 

Pasalnya, wajik ketan ini terkenal sebagai salah satu makanan tradisional yang kerap kali hadir dalam acara pernikahan adat Jawa, terutama saat acara hantaran. Bukan hanya itu saja, biasanya wajik ketan ini disajikan dalam berbagai acara lainnya, baik itu saat acara selamatan hingga perayaan hari-hari besar.

Dwi Rahayu, dan kawan-kawan dalam buku "Teknologi Pangan Lokal" menyebutkan bahwa wajik ketan termasuk makanan tradisional yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah. Meskipun begitu, saat ini wajik ketan sudah menyebar hingga dikenal hampir di seluruh pulau Jawa.

Wajik ketan merupakan kudapan berbahan dasar ketan, gula dan santan kelapa. Untuk gula yang dipakai dalam pembuatan wajik ketan sendiri pada umumnya menggunakan gula Jawa atau gula merah. Wajik ketan dari gula Jawa menjadi wajik ketan klasik berwarna coklat alami yang banyak hadir dalam berbagai hajat dan perayaan adat.

Selain itu, ada juga wajik ketan dengan berbagai variasi warna lainnya yang lebih modern, seperti warna merah dan hijau. Untuk wajik ketan berwarna merah atau hijau itu biasanya tidak menggunakan gula Jawa, melainkan memakai gula pasir. 

Tak hanya itu saja, pembuatan wajik ketan juga dengan memanfaatkan daun pandan sebagai penambah aroma. Sehingga, tidak mengherankan sekali selain mempunyai rasa manis legit, wajik ketan juga memiliki aroma yang wangi.



Baca: Tetap Eksis, Inilah Wajit Cililin, Buah Tangan Khas Bandung yang Melegenda


Dalam penyajiannya, wajik ketan ini akan dipotong menjadi bentuk jajar genjang atau belah ketupat. Konon, dari cara pemotongan inilah yang menjadi asal-usul nama wajik. Orang Jawa menyebutkan bahwa bentuk jajar genjang atau belah ketupat dengan sebutan "wajik", maka makanan tersebut pun kemudian dinamai demikian.

Sementara itu, berdasarkan penelusuran sejarahnya, tercatat wajik ini sudah ada pada masa Kerajaan Majapahit tepatnya di era abad ke-16. Wajik tersebut ada di Kitab Nawasuci atau Sang Hyang Tattawajnana karya Mpu Siswamurti.

Sebagai kudapan yang sering hadir dalam sebuah acara pernikahan adat Jawa, wajik ketan mengandung filosofi yang yang mendalam. Dilansir dari Narasi Inspirasi, wajik dimaknai sebagai "wajib atau wani tumindak becik" yang berarti wajib berani dalam berbuat baik dan mengupayakan kebaikan.

Ketan yang bersifat lengket dan merekatkan menjadi lambang eratnya hubungan persaudaraan. Kemudian penggunaan santan yang dalam bahasa Jawa disebut dengan santen yang memiliki makna sageda paring pangapunten, melambangkan harapan agar menjadi pribadi yang pemaaf. 

Sedangkan gula Jawa yang juga digunakan dalam pembuatan wajik ketan ini melambangkan harapan agar silaturahmi dan hubungan yang dibangun agar senantiasa "manis", rukun dan harmonis layaknya gula Jawa.

Dengan demikian, penyajian wajik ketan sebagai hantaran maupun sebagai sajian pada hajat pernikahan, menjadi simbol harapan agar pengantin selalu bertindak baik, memiliki hubungan erat satu sama lain, dan diharapkan kehidupan rumah tangganya selalu harmonis dan langgeng.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

https://youtube.com/c/KoropakCulture

Penulis: E. Kuswara