Muasal

Sejarah Awal Mulanya Selebaran Jadwal Imsakiyah, Pertama Kali Dikenalkan di Mesir

×

Sejarah Awal Mulanya Selebaran Jadwal Imsakiyah, Pertama Kali Dikenalkan di Mesir

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id, Jakarta – Kalian pastinya sudah tidak asing lagi dengan selebaran atau poster tentang Jadwal Imsakiyah saat bulan Ramadan. Selain dalam bentuk digital, biasanya selebaran atau poster tentang Jadwal Imsakiyah ini akan bermunculan dimana-mana, termasuk menempel di sudut rumah dan masjid.

Dimana Jadwal Imsakiyah itu akan berisi tentang informasi salat lima waktu, waktu dimulainya puasa, dan jam berbuka puasa saat bulan Ramadan. Bagi masyarakat muslim khususnya yang ada di Indonesia, Jadwal Imsakiyah menjadi kebutuhan yang sangat penting. 

Bukan tanpa alasan, sebab jadwal tersebut dinilai sangat memudahkan umat muslim di Indonesia dalam menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadan. Meskipun begitu, terkadang Jadwal Imsakiyah yang tersebar di seluruh Indonesia ini mempunyai sedikit perbedaan waktu, antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.

Dilansir dari gramedia.com, istilah imsak sendiri merupakan waktu dimana dianggap sebagai salah satu penanda bahwa waktu puasa sudah dimulai. Imsak juga hanya ada di bulan Ramadan saja. Oleh karena itulah, imsak digunakan sebagai pengingat bahwa waktu sahur telah berakhir.

Istilah imsak juga diketahui berasal dari bahasa Arab yang berarti puasa. Istilah ini pertama kalinya diperkenalkan di Mesir pada bulan Ramadan 1262 Hijriah atau pada September 1846 Masehi. Hal tersebut muncul pada saat seni penulisan dan juga penerbitan modern mulai berkembang di Mesir kala itu. 

Konon awal kemajuan pengetahuan mengenai tulisan modern dikenalkan oleh penduduk Perancis menjadi sebuah awal kemajuan pengetahuan mengenai tulisan modern. Jadwal Imsakiyah ini pertama kali dicetak di media yang bernama Bulaq dan dikenal sebagai Imsakiyah Wali Al-Nu’man. 

Dimana jadwal tersebut dicetak di kertas berwarna kuning berukuran 27 cm x 17 cm. Jadwal Imsakiyah itu berisi mengenai jam sholat dan juga puasa setiap hari berdasarkan kalender Arab. Bahkan pada 1929 Masehi, Jadwal Imsakiyah ini dicetak sebagai suatu pengumuman resmi dalam bentuk buku yang sangat rapi.

Baca: Ramadan Sama Lebaran Beda; Ada Sejak Indonesia Belum Merdeka

Bahkan saat itu, media cetak yang memuat Jadwal Imsakiyah dihargai cukup mahal, dikarenakan jadwal tersebut mencakup berbagai macam informasi yang berhubungan dengan puasa, Agama Islam, kebajikan, serta untuk mengiklankan suatu produk komersial. 

Akan tetapi setelah itu, tepatnya pada 1937 Masehi, isi dari Jadwal Imsakiyah mulai lebih beragam, yakni berisi tentangayat-ayat Al-Quran, doa, bacaan pagi dan sore, jadwal harian puasa, hingga informasi mengenai zakat fitrah. Sejak saat itu jugalah, eksistensi Jadwal Imsakiyah terus mengalami perkembangan.

Sementara itu, dilansir dari kompas.com, Pada zaman Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam, belum ada istilah imsak dan baru muncul pada masa mazhab syafi’i. 

Pada masa itu tepatnya saat bulan puasa, imsak pun dipahami sebagai sebuah lampu kuning yang digunakan sebagai tanda bahwa seseorang harus bersiap untuk berhenti makan sahur. Akan tetapi, jika mereka baru terbangun saat imsak, mereka pun masih bisa atau diperbolehkan untuk makan dan minum sahur hingga terdengar azan Subuh. 

Kemudian setelah azan subuh berkumandang, maka umat Muslim tidak lagi diperbolehkan untuk makan dan minum sampai jam berbuka puasa tiba. Sedangkan di Indonesia sendiri, waktu imsak biasanya ditandai dengan suara sirine atau lantunan ayat suci Al-Quran dan bunyi-bunyi tertentu dari masjid.

Pada umumnya, bunyi-bunyian pertanda imsak terdengar sebelum waktu salat subuh tiba. Uniknya lagi, ternyata fenomena ini baru ditemukan di Indonesia saja. 

Dengan demikian, dapat diartikan bahwa Jadwal Imsakiyah menjadi sangat berguna untuk meminimalisir adanya kebingungan yang muncul apabila seseorang tengah menikmati hidangan sahur, akan tetapi tidak tahu kapan waktu subuh akan tiba.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

error: Content is protected !!