Muasal

HUT ke-61 Wara dan Kisah Awal Mula Terbentuk TNI Wanita Angkatan Udara

×

HUT ke-61 Wara dan Kisah Awal Mula Terbentuk TNI Wanita Angkatan Udara

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id, Jakarta – Tahukah kamu? Tanggal 12 Agustus menjadi Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia Wanita Angkatan Udara (TNI Wara). Tahun 2023 ini, TNI Wara memperingati hari ulang tahunnya yang ke-61 tahun.

Lantas, apa yang menjadi alasan setiap tanggal 12 Agustus ini diperingati sebagai HUT TNI Wara?

Berbicara mengenai sejarahnya, TNI Wara merupakan personel tentara wanita dari marka Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). TNI Wara sendiri memiliki slogan “Kanya Bhakti Sakti Sejati” yang artinya “prajurit wanita yang mengabdikan diri kepada bangsa dan negara dengan keahlian dan kemahiran yang dimilikinya”. 

Dengan adanya motto tersebut, maka diharapkan dapat memotivasi Wara agar selalu mengasah diri untuk bisa meraih kesempatan yang lebih luas lagi. Diceritakan pada masa perang kemerdekaan, kaum wanita juga ikut berjuang di beberapa pangkalan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) (sekarang TNI AU). 

Diantaranya mereka berjuang di Yogyakarta dan Bukittinggi, dengan bertugas di bidang kesehatan, administrasi, penerangan, pelipat payung, pemandu lalu lintas udara, pemandu radio perhubungan atau PHB serta dapur umum. 

Diketahui, para pejuang wanita inilah yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya Wanita Angkatan Udara (Wara). Kemudian pasca Proklamasi Kemerdekaan RI, peran serta kaum wanita dalam perjuangan bangsa Indonesia tersebut tentunya tak dapat diabaikan begitu saja. 

Oleh karena itulah, untuk mewadahi peran serta kaum wanita dalam perjuangan AURI, Deputy Menteri atau Panglima Angkatan Udara Urusan Administrasi, Laksamana Muda Udara Suharnoko Harbani selanjutnya membentuk Wara pada 12 Agustus 1962. Selanjutnya tanggal tersebut pun diperingati sebagai Hari Jadi TNI Wara.

Sejalan dengan pembentukan Wara, pada saat itu diputuskan pula bahwa Wara bukan merupakan korps tersendiri. Akan tetapi diintegrasikan dalam korps yang berlaku di lingkungan TNI AU, dan sama halnya dengan anggota militer lainnya. 

Adapun untuk pendidikan Wara pertama, dibuka di Kaliurang, lereng pegunungan Plawangan, Yogyakarta, dengan kepala sekolah Letnan Kolonel Penerbang Sumitro pada 10 Juni 1963 dengan pendidikannya yang diikuti oleh 30 orang wanita.

Baca: Sejarah 60 Tahun Lahirnya Sesko TNI AU

Disana, mereka mengikuti Pendidikan Dasar Militer selama tiga bulan di Lanuma Adisutjipto. Kemudian setelah itu dilantik menjadi Perwira Wanita Angkatan Udara Angkatan Pertama pada 12 Agustus 1963. Terhitung sejak 1975, pendidikan Perwira Wara pun dilaksanakan di Pusat Pendidikan Korps Wanita Angkatan Darat (Pusdikowad) Lembang bersama korps wanita TNI lainnya. 

Seiring dengan perkembangan organisasi, pendidikan Wara berikutnya tak harus dari sarjana. Sehingga, lulusan SLTA juga diberikan kesempatan untuk bisa dididik untuk menjadi seorang Bintara Wara.

Perjalanan Wara terus berkembang seiring dengan perkembangan TNI AU. Bahkan untuk pelaksanaan tugas yang memerlukan keahlian khusus pun tidak lagi merupakan monopoli kaum pria, seperti penerbang, teknisi maupun penerjun. Namun turut menyertakan anggota Wara yang berpotensi. 

Pada 1964-an, dua anggota Wara, yakni Letnan Dua Lulu Lugiarti dan Letnan Dua Herdani, berhasil meraih Wing Penerbang Kelas lll sekaligus menjadi penerbang militer pertama di lingkungan korps wanita TNl.

Beberapa tahun kemudian atau tepatnya pada 1982, TNI AU juga mampu mencetak penerbang wanita yang berasal dari Bintara Wara yaitu Sertu Hermuntarsih dan Serda Sulastri Baso. 

Tiga tahun setelahnya atau tepatnya ada 1985, Wara juga kembali mencetak penerbang dari Bintara diantaranya Serda Veronika Tig, Serda Hendrika, Serda Martini, Serda lnana Musailimah, dan Serda Ratih. Setelah 22 tahun berselang, tepatnya pada 2007, TNI AU berhasil mencetak dua penerbang Wara, yaitu Serda Sekti Ambarwati dan Serda Fariana Dewi.

Mulai pada 1990, TNI AU memberikan kesempatan bagi Wara untuk mengikuti pendidikan olahraga terjun payung dan terbang layang. Oleh karena itulah, prestasi Wara dalam bidang olahraga pun kian meningkat. Tak hanya olahraga dirgantara, wara juga berhasil mengukir prestasi di bidang olahraga lainnya. 

Tercatat beberapa medali emas dan perak pernah berhasil di raih Wara di berbagai cabang olahraga, diantaranya cabang olahraga terjun payung, terbang layang, menembak, tinju, bola voli, tenis lapangan dan Yongmudo.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

error: Content is protected !!