Seni Budaya

Memelihara Tradisi Masyarakat Desa Pelem Tulungagung Meminta Hujan dengan Manten Kucing

×

Memelihara Tradisi Masyarakat Desa Pelem Tulungagung Meminta Hujan dengan Manten Kucing

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Manten Kucing, sebuah tradisi ajaib untuk memanggil hujan, menghiasi kekayaan budaya Desa Pelem di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. 

Ritual yang telah mengakar puluhan tahun ini melibatkan sepasang kucing, jantan dan betina, yang diarak ke telaga desa untuk dimandikan dengan penuh makna.

Cerita sejarah mencatat peristiwa menarik ketika Eyang Sangkrah, seorang demang di Desa Pelem pada tahun 1928, mencoba memohon hujan dengan berbagai cara tanpa hasil. 

Namun, saat Eyang Sangkrah mandi di telaga desa dengan kucing condromowo jantan kesayangannya, keajaiban terjadi. Hujan deras turun, dan dari sinilah dimulainya tradisi unik meminta hujan dengan memandikan kucing.

Baca: Tapal Kuda Jawa Timur: Episentrum Budaya Indonesia yang Mendunia

Ritual ini, yang awalnya hanya melibatkan kucing, kini telah menjadi pesta seni dengan sentuhan lokal yang semakin meriah. Proses dimulai dengan mengarak sepasang kucing condromowo yang dimasukkan ke dalam keranjang, diiringi oleh pasangan pengantin dan tokoh desa berbusana adat Jawa.

Sebelum pertemuan, kedua kucing dimandikan dengan air telaga yang diberi sentuhan kembang. Setelah dimandikan, kucing kembali diarak ke lokasi pelaminan, di mana pasangan pengantin memegang kucing. 

Upacara “pernikahan” ini diakhiri dengan doa-doa yang dibacakan oleh sesepuh desa. Rangkaian acara berlanjut dengan selamatan, slametan, pembacaan ujub, dan tarian Tiban yang menyatukan dua lelaki bertelanjang dada mencambuk satu sama lain dengan lidi aren. Tradisi unik ini tidak hanya memanggil hujan tetapi juga memperkaya kebudayaan dan sejarah Desa Pelem.

Baca juga: Mengungkap Sejarah Tradisi Ngetung Batih dan Melacak Akar Budaya Jawa Timur

error: Content is protected !!