Koropak.co.id – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) muncul sebagai tonggak sejarah pada 24 Oktober 1945, menggantikan Liga Bangsa-Bangsa pasca Perang Dunia II dengan tujuan mencegah konflik internasional.
Sebelum resmi terbentuk, pada 26 Juni 1945, PBB telah menandatangani sebuah piagam perjanjian di San Francisco oleh kelima puluh anggota aslinya.
Piagam PBB menetapkan lima tujuan utama, yaitu menjamin perdamaian dunia, hak asasi manusia, dan kemajuan sosial-ekonomi; menyelesaikan perselisihan dengan cara damai; melarang pelanggaran terhadap kedaulatan negara lain; menghindari intervensi dalam urusan domestik suatu negara; dan menjalin kerjasama dengan negara-negara yang dapat mengancam perdamaian dunia.
Menurut Hans J. Morgenthau dalam bukunya “Politik Antarbangsa,” PBB berperan dalam menyatukan negara-negara besar dengan tujuan memelihara perdamaian, khususnya di antara negara-negara sedang dan kecil.
Meskipun kontribusinya dalam mencegah perang masih dipertanyakan, PBB telah berhasil memendekkan durasi konflik di beberapa negara, seperti Indonesia (1949), Palestina (1949), Mesir (1956 dan 1973), dan Kashmir (1965), dengan campur tangan negara-negara besar.
Baca: Sejarah Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa
Indonesia bergabung dengan PBB pada 28 September 1950, lima tahun setelah merdeka, menandai pengakuan global terhadap kemerdekaan negara tersebut.
Presiden Soekarno bahkan menyampaikan pidato kontroversial di markas PBB pada 30 September 1960, mengusulkan penyertaan Pancasila dalam piagam PBB dan mengajukan relokasi markas PBB ke Asia, Afrika, atau Jenewa.
Namun, pada 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari PBB sebagai respons terhadap diterimanya Malaysia sebagai anggota Dewan Keamanan. Soekarno menganggap Malaysia sebagai negara boneka Inggris yang dapat mengancam perdamaian di Indonesia.
Setelah peristiwa Gerakan 30 September dan perubahan pemerintahan di Indonesia, pada 28 September 1966, Indonesia memutuskan untuk kembali bergabung dengan PBB dengan dukungan dari sidang Majelis Umum PBB.
Ini membawa kembalinya peran Indonesia di dunia internasional dan dukungan internasional serta investasi asing yang kembali mengalir ke negara tersebut.
Baca juga: Kartono, Dari Wartawan di Eropa Jadi Penerjemah PBB