Koropak.co.id – Sosok Daeng Gassing alias Kraeng Lompo alias Poea Apada, yang lebih dikenal sebagai Tolo, mencitrakan bayangan seorang pahlawan di Makassar pada tahun 1905.
Meskipun berasal dari kalangan masyarakat kecil dan bukan bangsawan, Tolo dihargai setinggi Robin Hood. Aksinya yang merepotkan pemerintah kolonial pada waktu itu sangat dicintai oleh rakyat.
Lahir di Parapa Tajadi, Gallesong, Takalar, Sulawesi Selatan, sekitar tahun 1875, Tolo adalah anak seorang petani bernama Apada dan istri dari Parigi, Malino.
Kehidupannya yang sederhana tidak menghalangi Tolo untuk menjadi ancaman serius bagi pemerintah kolonial Belanda. Kelompoknya tidak hanya terlibat dalam pencurian kerbau, tetapi juga melakukan serangan terhadap kantor kontrolir Belanda.
Tolo terkenal sebagai pemimpin yang lihai dalam merampas uang dan mendistribusikannya kepada rakyat. Meskipun berasal dari kalangan masyarakat kecil, kecerdasan dan taktiknya membuat banyak orang bergabung dengannya.
Baca: Perjalanan Hidup Kartosoewirjo: Pendiri Gerakan Darul Islam
Keberanian Tolo dalam melawan pihak kolonial membuatnya berhasil lolos dari banyak sergapan, dan kepalanya dihargai sebesar 1.000 gulden.
Percaya bahwa Tolo mendapatkan perlindungan dari bangsawan Makassar, pemerintah Belanda menunjuk Sersan Johan Rambet untuk mengejarnya. Tolo sering berkomunikasi dengan bangsawan anti-Belanda seperti Karaeng Barombong dan Karaeng Batupute.
Pada tahun 1905, Tolo ikut berperang melawan Belanda, menjalin hubungan dengan bangsawan yang memiliki pandangan serupa. Johan Rambet dan pasukannya mencium bahaya besar di Makassar akibat tindakan Tolo, sehingga diberi tugas untuk mengejar pahlawan rakyat tersebut.
Saat pertempuran pecah di Tasari, Tolo bersama beberapa pengikutnya menghadapi pasukan Belanda dengan berani. Meskipun berakhir tragis dengan kematian Tolo dan seorang kawan bernama Ramadjang, namanya menjadi legenda yang melekat sebagai jagoan yang setia membela kebenaran di mata masyarakat Makassar.
Baca juga: Keberanian Martha Christina Tiahahu dalam Melawan Penjajahan Belanda
Penulis: