Memoar

Peran Hein ter Poorten dalam Sejarah Militer Hindia Belanda

×

Peran Hein ter Poorten dalam Sejarah Militer Hindia Belanda

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Hein ter Poorten, lahir pada 21 November 1887 dan meninggal pada 15 Januari 1968, adalah seorang tokoh bersejarah yang memegang peranan penting sebagai komandan KNIL selama Perang Pasifik.

Pada tahun 1911, ter Poorten diambil sumpahnya sebagai perwira artileri. Ia menjadi perwira profesional pertama yang memperoleh surat izin terbang internasional, sebuah pencapaian yang ia raih dengan menggunakan uang pribadinya. 

Pengetahuan dan keterampilan penerbangannya terus berkembang selama bertahun-tahun, dan pada akhirnya membawanya ke Hindia Belanda, di mana ia menjadi salah satu pendiri Angkatan Udara Militer (Militaire Luchtvaart).

Setelah kembali ke Belanda pada tahun 1919 untuk mengikuti kursus di Akademi Militer Tinggi (Hogere Krijgsschool), ter Poorten kembali ke Hindia Belanda. Namun, kali ini ia memilih untuk kembali ke artileri daripada melanjutkan karier di angkatan udara. 

Di antara tahun 1926 dan 1931, serta 1933 hingga 1936, ia ditugaskan ke staf jenderal. Akhirnya, ia menjabat sebagai Kepala Bagian dan inspektur artileri. 

Baca: Kiprah George Westinghouse dalam Distribusi Energi

Pada bulan Juli 1939, ia naik menjadi kepala staf jenderal menggantikan Letnan Jenderal Johan Berenschot, dan menjabat hingga insiden kematian Berenschot pada bulan Oktober 1941.

Ter Poorten dikenal karena pemahamannya yang mendalam terhadap masalah-masalah yang dihadapinya. Menurut Gubernur Jenderal Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh Stachouwer, ia memiliki kecerdasan yang tajam, orisinalitas, dan inisiatif. 

Meskipun demikian, beberapa kekurangan juga diakui, seperti kurangnya kemampuan dalam berinteraksi dengan penduduk sipil dan kurangnya taktik dalam bertindak.

Setelah pecahnya American-British-Dutch-Australian Command, ter Poorten menjadi komandan seluruh angkatan militer di Pulau Jawa. Ia juga terlibat dalam perundingan tentang penyerahan Sekutu di Jawa. 

Setelah melewati masa-masa interniran di kamp Jepang selama Perang Dunia II, ter Poorten kembali ke Belanda setelah perang berakhir, dan meninggal 22 tahun kemudian pada usia 80 tahun.

Baca juga: Samuel Colt: Kisah Sang Inventor Senjata Revolusioner

error: Content is protected !!