Koropak.co.id – Di masa silam, Batalyon Infanteri 100/Prajurit Setia, Kodam I/Bukit Barisan mengukir namanya sebagai sebuah pasukan elit infanteri yang berkualifikasi raider dalam Angkatan Darat Republik Indonesia.
Markasnya berdiri megah di Namu Ukur Utara, Sei Bingai, Langkat, Sumatera Utara, merangkul gemerlap sejarah dan keberanian yang melintasi zaman. Namun, takdir berkisar dalam peristiwa tragis yang mencoreng keberadaannya.
Pada tanggal 2 Oktober 2002, batalyon ini terpaksa dilikuidasi setelah terjadinya konflik sengit antara sebagian oknum anggotanya dengan rekan-rekan dari Brigade Mobil Polda Sumatera Utara, yang berpusat di Tanah Tinggi, Binjai.
Insiden yang dikenal dengan sebutan “Insiden Binjai” tersebut menorehkan luka mendalam dalam sejarah batalyon ini. Namun, seperti burung Phoenix yang bangkit dari abu, kejayaan Batalyon Infanteri 100/Prajurit Setia tidak berakhir di sana.
Berdasarkan ketetapan Peraturan Panglima TNI Nomor 1 Tahun 2016, yang mengesahkan validasi satuan jajaran TNI Angkatan Darat, dan Perkasad Nomor 4 Tahun 2016 Tanggal 24 Februari 2016, yang mengatur penataan satuan jajaran TNI Angkatan Darat, Yonif 100/Raider berubah identitasnya menjadi Yonif Raider 100/Prajurit Setia, menandai babak baru dalam perjalanan panjangnya.
Baca: Batalyon Raider TNI AD: Eksistensi dan Peran Pasukan Elit dalam Sejarah Militer Indonesia
Sebelum mengalami pembekuan, batalyon ini dikenal dengan nama resmi Batalyon Infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia, atau yang akrab disapa Yonif Linud 100/PS.
Namun, setelah beristirahat selama lima bulan, keberanian mereka terpanggil kembali. Pada tanggal 22 Desember 2003, dengan semangat baru dan nama yang berbeda, Yonif 100/Raider Kodam I/Bukit Barisan diaktifkan kembali.
Personelnya terdiri dari 747 prajurit yang terbagi dalam 5 kompi, menyiratkan tekad yang tak tergoyahkan untuk kembali bangkit dan memberikan pengabdian terbaik bagi tanah air.
Anggota kesatuan ini berasal dari berbagai Kodam, mulai dari Kodam I/Bukit Barisan, Kodam II/Sriwijaya, Kodam III/Siliwangi, Kodam IV/Diponegoro, dan Kodam V/Brawijaya, serta dari Kodam Jaya, dan sebagian hasil seleksi dari anggota Yonif 100 sendiri.
Baca juga: Sejarah Pasukan Banteng Raider, Cikal Bakal Lahirnya Kopassus