Koropak.co.id – Pangeran Antasari atau Gusti Inu Kartapati, merupakan salah satu pahlawan nasional yang memainkan peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa.
Ia dikenal sebagai sosok yang menjadi lokomotif dan pencetus perang Banjar, memperjuangkan kepentingan masyarakat dan membasmi kezaliman penjajah.
Lahir di Kayu Tangi Martapura pada tahun 1787, Pangeran Antasari adalah putra dari Pangeran Masohut bin Pangeran Amir. Dikenal sebagai pemimpin pergerakan dan agama, ia juga merupakan tokoh pejuang yang sangat dihormati dan dikagumi karena kepribadiannya yang baik.
Karakternya menjadi panutan bagi berbagai kalangan masyarakat, terutama di Kalimantan Selatan. Perang Banjar meletus pada 18 April 1859, dengan Pangeran Antasari memimpin sekitar 6.000 orang dalam serangan terhadap Belanda.
Menurut buku “Atlas Pahlawan Indonesia” karya Gamal Komandoko, sang pangeran memimpin dengan gagah berani, membuat Belanda kesulitan menghadapi serangan rakyat Banjar.
Baca: Tanggal Ini, Sultan M. Seman Terbunuh dalam Perang Banjar
Pada 25 April 1859, Pangeran Antasari memimpin 300 prajuritnya menyerang tambang batu bara milik Belanda di Pengaron. Serangan tersebut berhasil menghancurkan pos-pos Belanda dan menenggelamkan kapal Onrust beserta pemimpinnya.
Semboyan terkenal Pangeran Antasari, “Haram Manyarah Waja Sampai Ka Puting”, memberikan semangat juang dalam melawan penjajah, menjadi semangat perlawanan rakyat dalam Perang Banjar.
Meskipun Belanda menawarkan perundingan dan janji kemewahan, Pangeran Antasari menolak tawaran tersebut dengan tegas, memilih untuk terus memperjuangkan kemerdekaan. Pada 14 Maret 1862, beliau dinobatkan menjadi pimpinan tertinggi di Kesultanan Banjar.
Wafatnya Pangeran Antasari pada 11 Oktober 1862, akibat penyakit cacar, tidak menghentikan semangat perjuangan. Sebelum meninggal, beliau masih memimpin prajurit-prajuritnya dalam persiapan serangan melawan Belanda.
Jasa dan perjuangan Pangeran Antasari diabadikan dalam berbagai sarana dan prasarana, serta dihargai oleh berbagai lembaga pemerintahan. Pada 23 Maret 1968, beliau dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan, sebagai penghargaan atas jasa dan pengabdiannya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.