Muasal

Memahami Akar Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia

×

Memahami Akar Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Sejarah ejaan Bahasa Indonesia telah melalui perjalanan panjang sejak zaman kerajaan Sriwijaya hingga era modern. 

Pada awalnya, bahasa Melayu Kuno ditulis dengan huruf Pallawa yang dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta, namun belum menggunakan huruf Latin. 

Bahasa Melayu menjadi lingua franca dalam perdagangan dan pengajaran agama pada masa Hindu dan awal kedatangan Islam di Indonesia.

Penggunaan bahasa Melayu berkembang di kota-kota pelabuhan sebagai pusat perdagangan, di mana pedagang asing pun belajar bahasa Melayu. 

Penulisan bahasa Melayu menggunakan huruf Arab-Melayu juga berkembang, digunakan dalam karya sastra dan buku agama sebelum pengenalan huruf Latin.

Ejaan Latin untuk bahasa Melayu mulai diperkenalkan oleh Pigafetta dan berkembang dengan berjalannya waktu. Ejaan ini mendapat perhatian khusus dengan ditetapkannya Ejaan Van Ophuijsen pada tahun 1901.

Baca: Penetapan EYD dan Sejarah Panjang Bahasa Indonesia

Perubahan ejaan terjadi setelah Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1938, yang kemudian diwujudkan dalam Putusan Menteri Pengadjaran Pendidikan dan Kebudajaan pada tahun 1947 dengan dikenal sebagai Ejaan Soewandi. 

Perubahan ejaan ini menjadi yang resmi sejak ditetapkan pada tahun 1947. Gagasan untuk perubahan ejaan muncul kembali dalam Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, yang menghasilkan keputusan untuk menyempurnakan ejaan dengan menggambarkan satu fonem dengan satu huruf, praktis, dan ilmiah.

Upaya untuk menyatukan ejaan bahasa Melayu di Semenanjung Melayu dengan ejaan bahasa Indonesia di Indonesia terhambat oleh konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia, sehingga Ejaan Melindo yang direncanakan pada tahun 1962 gagal.

Pada tahun 1972, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) membentuk panitia yang mengusulkan konsep baru yang akhirnya menjadi Sistem Ejaan Baru atau Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD menjadi resmi dengan resolusi bersama Indonesia-Malaysia pada tahun 1972.

Hingga saat ini, telah ada empat ejaan Bahasa Indonesia yang diresmikan penggunaannya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen (1901), Ejaan Soewandi (1947), Ejaan Yang Disempurnakan (1972), dan Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (1975). 

Beberapa sistem ejaan lainnya, seperti Ejaan Pembaharuan (1957) dan Ejaan Melindo (1959), tidak sempat diresmikan oleh pemerintah.

Baca juga: Sumpah Pemuda Berkibar di Dunia: Bahasa Indonesia Resmi di Konferensi Umum UNESCO

error: Content is protected !!