Koropak.co.id – Selat Muria, yang telah lama menghilang dari peta geografis, kini kembali menjadi sorotan setelah gelombang banjir melanda wilayah Demak dan sekitarnya di Jawa Tengah. Kajian ilmiah mendalam menyoroti potensi revitalisasi Selat Muria yang pernah menjadi jalur strategis dalam sejarah maritim Jawa.
Akun media sosial @nuruzzaman2 memicu diskusi luas dengan pertanyaan, “Benarkah Selat Muria Akan Hidup Kembali?” disertai gambar perbandingan zona banjir dan Selat Muria pada masa lampau. Interaksi ratusan netizen dan ribuan likes memperkuat minat terhadap isu ini.
Studi antropologi klasik oleh De Graaf dan Pigeaud (1985) serta penelitian sejarah oleh Lombard (1996) menggambarkan masa lalu Selat Muria sebagai pemisah antara pulau Jawa dan Muria.
Kota-kota pesisir seperti Demak, Jepara, Kudus, dan Pati di sepanjang selat ini memainkan peran vital dalam perekonomian dan politik pada masa Kesultanan Demak.
Namun, seiring berjalannya waktu, Selat Muria mengalami pendangkalan yang signifikan, menghalangi aktivitas pelayaran. Penelitian Agus Hartoko (2017) mengungkapkan bahwa pendangkalan selat ini terjadi sejak abad ke-17, membuat kapal-kapal hanya bisa melintas pada musim hujan.
Baca: Misteri Nyai Balau: Wanita Sakti Pelindung Suku Dayak
Selain itu, studi eko-geologi juga menyoroti fenomena seperti kubah Patiayam di Kudus yang mengungkapkan hubungan kompleks antara sedimentasi laut dan air tawar serta keberadaan fosil-fosil purba, menambah pemahaman tentang sejarah Selat Muria.
Pengendapan besar-besaran material sedimen, terutama akibat erupsi Gunung Muria dan aktivitas sungai di sekitarnya, telah mengubah topografi dan ekologi wilayah Demak.
Delta sungai seperti Tuntang, Welahan, dan Kudus berkembang pesat, menghilangkan jejak Selat Muria yang kini berdampak pada perubahan pola perdagangan dan politik di kawasan tersebut.
Dengan kajian mendalam ini, upaya pemahaman dan potensi revitalisasi Selat Muria menjadi topik yang semakin menarik perhatian para akademisi dan pemerhati sejarah, menggugah keinginan untuk menjelajahi kembali jejak-jejak masa lalu yang kini terkubur di bawah lapisan sejarah dan geologi modern.
Baca juga: Misteri Legenda Kutukan Batu di Gua Mampu, Sulawesi Selatan