Koropak.co.id – Wiweko Soepono, yang lahir pada 18 Januari 1923 dan meninggal pada 8 September 2000, merupakan figur yang membawa tonggak sejarah penting dalam industri penerbangan Indonesia.
Sebagai direktur utama Garuda Indonesia dari tahun 1968 hingga 1984, Wiweko telah mempersembahkan inovasi yang mendasar bagi perkembangan penerbangan global.
Sejarah mencatatnya sebagai bapak dari pesawat kokpit dua awak, sebuah konsep yang menjadi landasan bagi evolusi pesawat modern yang kita kenal saat ini.
Namanya tetap dikenang sebagai salah satu dari tiga serangkai bersama R.J. Salatun dan Nurtanio Pringgoadisuryo, yang bersama-sama membawa kemajuan besar bagi industri penerbangan di Indonesia.
Keberhasilannya dalam memimpin Indonesian Airways di Myanmar menjadi bukti nyata ketangguhannya dalam menghadapi tantangan.
Ketika dipercaya oleh Presiden Soekarno untuk membeli pesawat DC-3 Dakota untuk kepentingan perjuangan Republik Indonesia, Wiweko berhasil memainkan peran kunci meskipun terbatasnya sumber daya yang tersedia.
Selain kemahirannya dalam mengelola perusahaan penerbangan, Wiweko juga dikenal sebagai seorang ahli aeromodeling yang ulung.
Baca: Mengenang NWG-1: Awal Teknologi Penerbangan Indonesia
Dengan kemampuan ini, dia tidak hanya menginspirasi generasi penerbang masa depan, tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan model-model pesawat eksperimental yang inovatif.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah pesawat ringan RI-X, yang menjadi bukti nyata kecemerlangannya dalam merancang dan mengembangkan teknologi penerbangan.
Kerja kerasnya tidak hanya terbatas pada pesawat ringan. Bersama Nurtanio, Wiweko juga berhasil menciptakan pesawat luncur NWG-1 yang menjadi tonggak awal dalam pelatihan penerbang di Indonesia.
Dengan sumber daya terbatas yang tersedia pada masa itu, prestasi ini menjadi bukti keuletannya dalam mencapai tujuan meskipun segala keterbatasan yang dihadapi.
Di luar kesuksesannya dalam bidang teknis, Wiweko juga dikenal karena kebijaksanaannya dalam mengelola perusahaan. Selama kepemimpinannya di Garuda Indonesia, dia berhasil menghadapi tantangan besar dengan menyehatkan keuangan perusahaan dan memperbaharui armada.
Meskipun kebijakannya yang sering dianggap pelit membuatnya tidak populer di kalangan pilot, namun pengalaman dan ketekunannya membuktikan kesuksesannya dalam menjalankan tugasnya.
Namanya tetap dikenang dalam sejarah penerbangan, terutama sebagai pencetus konsep kokpit dua awak yang revolusioner. Dengan dedikasi dan kontribusinya yang tak terbantahkan, Wiweko Soepono telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam perjalanan panjang industri penerbangan Indonesia.
Baca juga: Nurtanio Pringgoadisuryo: Perintis Industri Penerbangan Indonesia