Koropak.co.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus meniti perjalanan transformasi unit pelayanan museum dan cagar budaya dengan mengadopsi pendekatan yang dikenal sebagai 3R: Reprogramming, Redesigning, Reinvigorating.
“Pendekatan 3R adalah formula strategis yang mampu meningkatkan akselerasi museum dan cagar budaya, dari sekadar tujuan wisata menjadi ruang komunal yang interaktif dan dinamis,” tandas Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, seperti yang dilaporkan oleh Antara pada Kamis, 21 Maret 2024.
Pendekatan yang didorong oleh Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU-MCB) serta Indonesian Heritage Agency Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, merancang lanskap baru yang mampu merealisasikan pemanfaatan museum dan cagar budaya berkelanjutan serta inklusif.
Dengan sinergi ini, transformasi 3R sedang mengalami tahap implementasi terhadap 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional sejak tahun 2022.
“Perlu dicatat ini esensial Sustainable Development Goals (SDGs) untuk memajukan ekonomi kreatif dan inovasi sosial, serta memperkuat komunitas,” tambahnya, memberikan pandangan yang luas tentang dampak yang ingin dicapai oleh inisiatif tersebut.
Pengakuan akan keberhasilan pendekatan ini datang dari Zamrud Setya Negara, Ketua Tim Kuratorial dan Pameran dari Indonesian Heritage Agency (IHA).
Ia menyatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan tekad lembaganya dalam mengubah citra serta manajemen museum, memposisikan museum sebagai sumber belajar budaya yang tidak hanya menarik sebagai tempat tujuan wisata, melainkan juga sebagai pusat literasi kebudayaan.
“Capaian ini sekaligus membuktikan bahwa kekayaan budaya Indonesia tetap relevan dan terus berkembang,” ujar Zamrud Setya Negara, memberikan pandangan yang mendalam tentang makna perubahan ini.
Baca: Kemendikbudristek Buka Program Dukungan Perjalanan Misi Budaya 2024
Dampak yang signifikan dari transformasi ini menjadi jelas dalam data statistik kebudayaan Kemendikbudristek pada tahun 2023, yang mencatat adanya 32 juta pengunjung domestik dan mancanegara serta ribuan kegiatan inklusif yang berlangsung di museum dan cagar budaya.
Dalam pelaksanaannya, IHA telah melaksanakan peningkatan kompetensi pemandu sejarah, renovasi bangunan dengan nilai estetika yang lebih tinggi serta kenyamanan yang lebih baik, hingga revitalisasi kuratorial dan koleksi di berbagai museum di bawah naungannya.
Langkah ini juga mencakup penataan ulang ruang pamer benda peninggalan sejarah agar lebih representatif, serta penggalakan penyelenggaraan pameran yang edukatif di museum dan situs cagar budaya.
“Sementara belum mencapai tahap yang sempurna, pendekatan 3R membawa dampak positif yang signifikan, mengubah peran museum dari situs warisan semata menjadi ruang komunal yang interaktif dan dinamis,” ungkap, memberikan gambaran yang kuat tentang evolusi museum di era modern ini.
Dengan harapan bahwa hasil transformasi ini juga akan meningkatkan pemahaman dan apresiasi publik, khususnya pelajar dan mahasiswa, terhadap seni, budaya, dan nilai sejarah bangsa, beberapa museum yang telah mengalami transformasi antara lain Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, dan Museum Perjuangan.
Kemudian, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Museum Galeri Nasional, Museum Batik Indonesia, Museum Basoeki Abdullah, dan Museum Kepresidenan RI Balai Kirti.
Dengan demikian, diantara deretan institusi yang berubah, Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari, Museum Nasional Indonesia, Museum Manusia Purba Sangiran, Museum Semendo, dan Museum Song Terus Pacitan, menjadi saksi bisu dari arus transformasi yang menghidupkan kembali artefak dan fosil-fosil bersejarah.
Baca juga: Panggung Maestro II: Ajang Apresiasi Kemendikbudristek untuk Pelestari Seni Tradisional