Koropak.co.id – Kalimantan Timur (Kaltim) telah lama menjadi destinasi yang kaya akan keanekaragaman budaya, yang telah dikenal di seluruh Nusantara. Salah satu warisan budaya yang masih lestari di Kaltim adalah tradisi Dahau.
Tradisi Dahau adalah bagian dari budaya suku Dayak di Kaltim, sering diadakan dalam perayaan besar seperti upacara keagamaan atau pernikahan. Tarian Dahau, yang dilakukan oleh penari berpakaian tradisional Dayak, menjadi pusat perhatian dalam perayaan ini.
Pemerintah Kutai Barat (Kubar) telah memperbesar Festival Dahau sebagai bagian dari peringatan hari ulang tahun Kubar. Tujuan festival ini adalah untuk memastikan bahwa warisan budaya tersebut tetap terjaga dan terus dirawat oleh masyarakat Kalimantan.
Masyarakat Kubar dengan antusias menantikan perayaan Festival Dahau yang digelar setiap tahun. Festival ini mempromosikan nilai toleransi dan keragaman budaya yang tinggi, dengan menampilkan budaya dari enam etnis Dayak yang berbeda.
Baca: Budaya Dayak Malinau Memikat Pengunjung di San Francisco
Tradisi Dahau sendiri sarat dengan makna filosofis yang dalam. Misalnya, penggunaan topi dari daun bertingkat melambangkan kesatuan dalam keragaman. Tarian Dahau juga diyakini memiliki unsur magis, mencerminkan kepercayaan kepada roh nenek moyang dan harapan akan masa depan yang baik.
Hingga kini, suku Dayak di Kaltim terus menjaga dan menyelenggarakan tradisi Dahau yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Banyak warga yang sengaja pulang kampung untuk menyaksikan penyelenggaraan tradisi ini.
Puncaknya, pada tahun 2023, penyelenggaraan Festival Dahau di Taman Budaya Sendawar, Kubar, mencatatkan rekor MURI dengan melibatkan ribuan penari dan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tradisi Dahau terus menjadi bukti kekayaan budaya dan kebanggaan bagi masyarakat Kaltim.
Baca juga: Revitalisasi Museum: Langkah Menuju Kebudayaan Inklusif
