Koropak.co.id – Ketidakpuasan terhadap pemerintahan menciptakan gejolak politik di Indonesia, hingga menambah panasnya situasi. Oposisi merasa kecewa dengan hasil diplomasi Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang hanya mampu mempertahankan wilayah Indonesia hingga Jawa dan Madura.
Pada tanggal 23 Maret 1946, kabar mengejutkan muncul: tokoh-tokoh Persatuan Perjuangan berencana menculik Perdana Menteri Sutan Sjahrir.
Beberapa tokoh, termasuk Tan Malaka, Ahcmad Soebardjo, dan Sukarni, ditangkap dengan tuduhan terlibat dalam rencana penculikan tersebut.
Baca: Perlawanan Sengit Aceh Terhadap Penjajahan Belanda
Pada tanggal 27 Maret 1946, Sutan Sjahrir dan beberapa anggota kabinetnya secara misterius diculik oleh pihak tak dikenal. Terungkap kemudian bahwa dalang di balik penculikan tersebut adalah Walikota Jenderal RP Sudarsono.
Ketegangan mencapai puncaknya pada 28 Juni, ketika Presiden Soekarno mengumumkan bahaya di seluruh wilayah Indonesia. Dalam tindakan mendadak, kekuasaan pemerintahan dialihkan sepenuhnya kepada Presiden.
Namun, melalui imbauan dari Presiden Soekarno, seluruh tokoh yang diculik berhasil dibebaskan beberapa hari kemudian, mengakhiri episode tegang dalam sejarah politik Indonesia.
Baca juga: Peristiwa 26 Maret 1968: Awal Era Soeharto