Seni Budaya

Mengungkap Makna Tradisi Pernikahan saat Lebaran

×

Mengungkap Makna Tradisi Pernikahan saat Lebaran

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Bulan Syawal, dalam kalender Islam, memancarkan cahaya kemenangan dan kebahagiaan setelah umat Islam menyelesaikan ibadah puasa Ramadan. Selain menjadi momen kemenangan spiritual, bulan ini juga dipenuhi dengan kehangatan keluarga, silaturahmi, dan kegembiraan yang berlimpah.

Tradisi menikah pada bulan Syawal merupakan sebuah fenomena unik yang telah terus berlangsung di masyarakat Indonesia. Kebanyakan pernikahan ini dilangsungkan pada saat Lebaran, menambah kegembiraan umat Muslim dalam menyambut hari kemenangan.

Penyelidikan atas alasan di balik fenomena ini membawa kita ke dalam lembaran sejarah Arab sebelum dan sesudah kedatangan Islam. 

Nabi Muhammad SAW sendiri memberikan teladan dengan menikahi Sayyidina Aisyah pada bulan Syawal, menantang kepercayaan masyarakat Arab yang menganggap bulan itu sebagai waktu yang kurang baik untuk melangsungkan pernikahan.

Anggapan negatif ini berakar dari tradisi lama yang menghubungkan bulan Syawal dengan peningkatan ekor unta betina sebagai isyarat penolakan untuk kawin. 

Baca: Tembok Tak Terlihat: Mitos Pernikahan Kediri dan Lamongan

Namun, Nabi Muhammad SAW dengan langkahnya menolak pandangan itu, menunjukkan bahwa pernikahan pada bulan Syawal dapat menjadi amalan yang dianjurkan jika dilakukan dengan niat mengikuti sunah Nabi.

Meskipun begitu, pandangan masyarakat terhadap pernikahan pada bulan Syawal tidaklah seragam. Di beberapa daerah, seperti di Nagari Batupalano, suku Minang menganggapnya sebagai pantangan. 

Mereka meyakini bahwa melangsungkan pernikahan pada bulan ini dapat membawa dampak negatif bagi kelangsungan rumah tangga di masa depan.

Pandangan yang beragam ini menunjukkan keragaman budaya dan kepercayaan di Indonesia, sebuah negeri yang kaya akan warisan sejarah dan tradisi. Meskipun berbeda-beda, setiap tradisi dan kepercayaan tersebut memperkaya khazanah budaya bangsa yang beragam dan berwarna.

Baca juga: Sejarah dan Filosofi Cucuk Lampah dalam Pernikahan Adat Jawa

error: Content is protected !!