Muasal

Mengapa Semur Begitu Istimewa dalam Kuliner Tradisional Indonesia?

×

Mengapa Semur Begitu Istimewa dalam Kuliner Tradisional Indonesia?

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Kuliner tradisional Indonesia telah mengalami transformasi yang menarik melalui proses akulturasi budaya antara Indonesia dan negara-negara Eropa. Perpaduan tersebut telah melahirkan beragam hidangan yang unik, salah satunya adalah semur.

Awal mula kemunculan semur berasal dari pengaruh bangsa Eropa yang membawa rempah-rempah dan teknik memasak baru ke Nusantara. Interaksi intensif antara budaya Eropa dan Indonesia kemudian menciptakan percampuran budaya, termasuk dalam bidang kuliner.

Berasal dari bahasa Belanda “smoor”, semur adalah masakan yang direbus secara perlahan dengan tambahan bawang dan tomat untuk memberikan rasa yang khas. 

Inspirasi dari masakan Belanda seperti hachee, yang juga dimasak dengan teknik slow cooking, memberikan dasar bagi pengembangan semur di Indonesia.

Meskipun memiliki akar yang sama, semur Indonesia memiliki ciri khasnya sendiri. Bumbu-bumbu rempah seperti ketumbar, pala, lada, cengkeh, dan kayu manis memberikan cita rasa yang khas pada semur. 

Selain itu, penggunaan kecap manis yang berbahan dasar gula merah memberikan warna dan rasa manis yang khas pada hidangan ini. Semur memiliki beragam varian di seluruh Indonesia, mencerminkan keberagaman budaya dan cita rasa di negeri ini. Beberapa varian semur yang populer antara lain:

Baca: Mengenal Lamang Tapai, Kuliner Tradisional dari Ranah Minang

1. Semur Jengkol: Dikenal dalam budaya Betawi, semur jengkol memiliki dua versi, manis dan pedas, yang menggoda lidah dengan bumbu khas.

2. Semur Daging Sapi dan Semur Sohun: Variasi dari Samarinda ini menampilkan semur dengan bahan dasar daging sapi atau daging ayam, masing-masing disajikan dengan sajian pendamping yang berbeda.

3. Semur Malbi: Khas dari Palembang, semur malbi dihidangkan dengan sambal nanas yang pedas, memberikan sentuhan asam, pedas, dan manis yang lezat.

4. Semur Ikan Kuthuk atau Ikan Gabus:Varian dari Jepara ini menggantikan daging sapi dengan ikan gabus, memberikan variasi unik dalam cita rasa semur.

Hidangan semur tidak lagi terbatas pada daging sapi saja, tetapi telah berkembang menjadi beragam varian dengan bahan dasar yang berbeda-beda, mencakup telur, tempe, tahu, terong, jamur, kentang, dan bahkan ikan. 

Hal ini tentunya menunjukkan adaptabilitas dan kreativitas dalam kuliner tradisional Indonesia yang terus berkembang seiring waktu.

Baca juga: Asal-Usul Tahu Sumedang: Perpaduan Budaya dalam Sebuah Kuliner

error: Content is protected !!