Koropak.co.id – Pendidikan di Indonesia memiliki akar sejarah yang dalam, bahkan sudah ada sejak masa kerajaan. Salah satu contohnya adalah pendirian Sekolah Tamanan oleh Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792) di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada tahun 1757.
Sekolah Tamanan didirikan sebagai pusat pendidikan di dalam lingkungan keraton yang ditujukan bagi keluarga dan kerabat Sultan. Kurikulum yang diterapkan tidak hanya mengajarkan materi akademis, tetapi juga membentuk karakter peserta didik.
Jiwa ksatria yang tegas dan luwes menjadi fokus utama, dengan tujuan menciptakan pemimpin masa depan yang kuat dan fleksibel.
Selain itu, pendidikan di Sekolah Tamanan juga menekankan pelestarian nilai-nilai adat leluhur, pengembangan bahasa dan sastra, serta keterampilan praktis yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Baca: Mengenal Taman Siswa: Sekolah Revolusioner Ki Hadjar Dewantara
Sultan Hamengkubuwono I juga memberikan wejangan dan pelajaran langsung kepada putra-putri keraton, mulai dari seni bela diri hingga kajian spiritual seperti membaca Al-Quran dan tafsirnya.
Obsesi Sultan Hamengkubuwono I untuk menciptakan pemimpin yang berkualitas terus berlanjut hingga pada generasi penerusnya.
Meskipun kurikulum Sekolah Tamanan akhirnya digusur oleh pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1830 karena alasan politik, nilai-nilai dan pendekatan pendidikan yang ditanamkan tetap memberi pengaruh besar hingga kini.
Baca juga: Mengenal Sejarah GAPPSIP: Cikal Bakal KPBS Pangalengan