Muasal

Momen Bersejarah: Proklamasi Kalimantan 17 Mei 1949

×

Momen Bersejarah: Proklamasi Kalimantan 17 Mei 1949

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Proklamasi Kalimantan pada tanggal 17 Mei 1949 menandai sebuah momen bersejarah yang melibatkan perjuangan dan tekad yang kuat dari rakyat Kalimantan Selatan untuk menegaskan keterikatan wilayah mereka dengan Republik Indonesia. 

Proklamasi ini bukanlah tindakan terisolasi, melainkan sebuah respons terhadap konteks politik yang rumit, terutama terkait dengan Perjanjian Linggarjati yang menggambarkan pulau Jawa sebagai satu-satunya wilayah yang secara resmi diakui sebagai bagian dari Republik Indonesia.

Perjalanan menuju Proklamasi Kalimantan dimulai dari upaya pengorganisasian dan penggabungan pasukan oleh tokoh-tokoh pejuang seperti Letnan Asli Zuhri dan Letnan Muda Mursyid. 

Pada tanggal 18 November 1946, pertemuan penting diadakan di Tabat, Haruyan, yang menghasilkan pembentukan Batalyon ALRI DIVISI IV (A), yang kemudian menjadi bagian integral dari perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan. 

Dipimpin oleh Letnan Kolonel Hasan Basry, pasukan ini menjadi simbol perlawanan terhadap upaya Belanda untuk memperluas kekuasaannya.

Kesatuan ini tidak hanya berperan dalam operasi militer untuk mempertahankan kemerdekaan, tetapi juga berkontribusi dalam menyampaikan pesan politik yang kuat. 

Pada tanggal 16 Mei 1948, TNI ALRI DIVISI (A) secara tegas menegaskan komitmennya terhadap Republik Indonesia dan menolak untuk dipindahkan ke Jawa sesuai dengan ketentuan Perjanjian Linggarjati.

Baca: 23 Januari 1942: Hari Patriotik dan Sejarah Proklamasi Gorontalo

Respon Belanda terhadap sikap ini datang dalam bentuk ultimatum yang menuntut penyerahan senjata dan penyerahan diri. Namun, ultimatum ini hanya memperkuat tekad pejuang untuk melanjutkan perlawanan mereka terhadap penjajah. 

Pertempuran dan serangan terhadap pos-pos Belanda semakin meningkat, menciptakan suasana tegang di wilayah tersebut. Detik-detik menjelang Proklamasi pada tanggal 17 Mei 1949 penuh dengan ketegangan dan perencanaan rahasia. 

Panitia Persiapan Proklamasi terus bekerja dengan hati-hati untuk merumuskan teks proklamasi, berpindah-pindah tempat rapat untuk menghindari pengawasan Belanda. 

Pada tanggal 15 Mei 1949, teks proklamasi akhirnya dirumuskan di Telaga Langsat, sebelum kemudian ditandatangani oleh Hasan Basry di hadapan para pejuang yang telah berkumpul di Ni’ih.

Dua hari kemudian atau tepatnya tanggal 17 Mei 1949, upacara proklamasi di Mandapai menandai momen penting dalam sejarah Kalimantan Selatan. Dengan penaikan bendera merah-putih, Hasan Basry dan pejuang lainnya secara resmi menyatakan keterikatan wilayah mereka dengan Republik Indonesia. 

Meskipun upacara itu berlangsung singkat untuk menghindari serangan Belanda, pesan proklamasi berhasil disampaikan ke masyarakat luas, menciptakan gelombang semangat dan dukungan yang luas.

Proklamasi Kalimantan pada tanggal 17 Mei 1949 adalah bukti nyata dari keberanian dan keteguhan hati rakyat Kalimantan Selatan dalam memperjuangkan kemerdekaan dan persatuan dengan Republik Indonesia. Dengan tindakan ini, mereka menegaskan hak mereka untuk menjadi bagian integral dari bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Baca juga: 17 Agustus 1945: Dibacakannya Teks Proklamasi Jadi Penanda Hari Kemerdekaan Indonesia

error: Content is protected !!