Koropak.co.id – Prof. H. Andi Amrullah, SH, lahir pada 12 Juli 1941 dan meninggal dunia pada 28 Maret 2002, adalah sosok penting dalam dunia sastra dan akademisi Indonesia.
Ia dikenal sebagai sastrawan angkatan ’63, politikus, dan akademisi yang memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan ilmu hukum dan kesenian di Tanah Air.
Andi memulai pendidikan dasarnya di kampung halamannya, Pagatan, sebelum melanjutkan ke Malang, Jawa Timur, untuk menempuh pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Ia lulus dari Fakultas Hukum dan Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya Malang pada tahun 1969.
Setelah menyelesaikan studinya, pada tahun 1971, ia kembali ke Banjarmasin dan bergabung dengan Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat sebagai dosen.
Di samping mengajar, Andi juga aktif di Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sultan Adam (STIH-SA) Banjarmasin, di mana ia menjabat sebagai Wakil Ketua I dan Direktur. Komitmennya terhadap pendidikan hukum di Banjarmasin sangat berpengaruh, dan ia terus mendorong pengembangan pemuda dalam dunia hukum.
Pada tahun 1991, sebagai tokoh masyarakat, Andi bersama dengan para aktivis pemuda dan mahasiswa dari Pagatan, menginisiasi seminar akademik yang merekomendasikan pelaksanaan “Pesta Laut Mappanretasi”. Kegiatan ini sejalan dengan upaya mempromosikan budaya lokal di kalender wisata ASEAN.
Andi Amrullah juga dikenal sebagai penulis yang produktif, dengan berbagai tulisan mengenai hukum yang dipublikasikan di media massa nasional seperti Kompas, Suara Pembaruan, dan di media lokal seperti Banjarmasin Post.
Baca: Kisah Sukses Papa T Bob dalam Industri Musik Anak-Anak
Karyanya dalam bidang ilmiah mencakup topik-topik yang relevan dengan kondisi hukum di Indonesia, dan ia aktif dalam mempublikasikan pandangannya tentang berbagai isu sosial dan politik.
Tahun 1960-an menjadi periode emas bagi Andi Amrullah dalam dunia kesusastraan. Ia terlibat dalam Manifes Kebudayaan yang berupaya melestarikan nilai-nilai seni di tengah arus politik.
Sebagai perwakilan sastrawan dari Jawa Timur, Andi hadir dalam Konferensi Karyawan Pengarang Indonesia pada tahun 1963. Karya-karya puisinya dipublikasikan di berbagai surat kabar dan majalah, termasuk antologi puisinya yang terkenal, “Demi Buah Tin dan Zaitun” (1974).
Selain itu, Andi berperan aktif dalam mendirikan Himpunan Sastrawan Indonesia Kalsel, memperkuat jaringan sastrawan di wilayahnya. Ia juga membantu mengembangkan budaya Mappanretasi, sebuah tradisi yang menggabungkan seni dan ritual masyarakat Bugis.
Andi Amrullah wafat pada tahun 2002, namun warisannya sebagai sastrawan dan akademisi tetap dikenang. Pada tahun 2010, pemerintah daerah memberikan penghargaan atas kontribusinya terhadap dunia seni dan budaya di Kalimantan Selatan.
Karya-karyanya terus menjadi inspirasi bagi generasi penulis dan akademisi di wilayah tersebut, membuktikan bahwa semangat dan dedikasinya akan terus hidup dalam ingatan masyarakat.
Baca juga: Mengenang Tjok Sinsoe, Maestro Jazz Indonesia